Ngeri! Ruang Tamu Warga Temanggung Ini Mendadak Bolong Gegara Ambles

Ngeri! Ruang Tamu Warga Temanggung Ini Mendadak Bolong Gegara Ambles

Eko Susanto - detikNews
Kamis, 18 Feb 2021 17:09 WIB
Penampakan tanah ambles di ruang tamu warga Temanggung, Kamis (18/2/2021)
Penampakan tanah ambles di ruang tamu rumah warga Temanggung, Kamis (18/2/2021) Foto: Eko Susanto/detikcom
Temanggung -

Ruang tamu di rumah milik Supadiyono (54) warga Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, mendadak ambles. Amblesnya lantai di ruang tamu ini diduga karena di bawah rumah itu ada saluran air.

Menantu Supadiyono, Yohanes Terawan Apriadi, mengatakan sebelum ruang tamu ambles itu daerahnya digenangi banjir pada Selasa (16/2) pukul 20.30 WIB. Kemudian air mulai masuk ke rumah dan lemari juga tampak miring.

"Keramik naik, ada bufet (lemari) mulai miring, kami tidak berani masuk rumah. Kami di luar rumah, untuk anak dan istri sudah diungsikan dulu, saya sama bapak membersihkan. Ternyata yang di belakang bufet, sudah turun 20 cm, terus keramik bagian depan naik," ujar Terawan saat ditemui, Kamis (18/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keesokan harinya, pada Rabu (17/2), warga mulai gotong royong kerja bakti untuk membersihkan gorong-gorong di bawah rumah. Terawan yang berniat membetulkan keramik kaget karena ruang tamunya justru ambles.

"Kemarin sudah mulai ada yang kerja bakti membersihkan gorong-gorong 'dipikir masuk semua mau dibersihkan'. Saya sebenarnya mau benerin keramik nggak tahu kalau itu yang jebol (ambles). Saya mengetahui jebol (saat) mau mindah bufet sama bongkar keramik," katanya.

"Buis sudah hancur dan penuh sampah, bumpet (mampet) otomatis air naik. Jadi amblesnya kemarin siang sekitar jam 10.00 WIB," sambung Terawan.

ADVERTISEMENT

Supadiyono menambahkan banjir yang menggenangi daerahnya terjadi Selasa (16/2) sekitar pukul 18.00 WIB. Kemudian air mulai masuk ke rumah sekitar pukul 20.00 WIB.

"Saya berangkat dari rumah jam 20.00 WIB, keadaan air sudah masuk dalam rumah. Sampai di kantor belum ganti pakaian, sudah ditelepon 'keramiknya jebol'," kata Supadiyono yang bekerja di RSK Ngesti Waluyo itu.

Bagian rumah yang ambles, kata Supadiyono, ada di ruang tamu dan keluarga. Dia mengaku kaget karena tanah di bawah lemari sudah kosong.

"Ruang keluarga sama tamu, kalau posisi airnya persis di ruang keluarga. Kemarin pas ngangkat bufet tidak tahu kalau di bawah ternyata sudah kosong tidak ada tanahnya," tuturnya.

Supadiyono menyebut rumah itu dibangun pada 2004 lalu. Dia pun mengaku tahu jika ada saluran air di bawah rumahnya.

"Dibangun 2004, sudah tahu ada (saluran air). Kronologi begini, waktu mau beli tanah ini dari pihak penjual melalui perantaranya, 'saya mau beli asalkan saluran air jangan di tengah, dilewatkan samping belakang biar nanti di luar halaman rumah saya'. Ketika itu yang bersangkutan bersedia membuatkan, setelah berjalannya waktu ada kesanggupan, saya bayar lunas. Saya percaya dengan yang nggarap ini (rumah)," urai Supadiyono.

Saat sertifikat tanah keluar, dia mengaku terkejut saat melihat ke lokasi. Sebab, pembuangan air berada di bawah rumah miliknya.

"Terpaksa saya beli dan berjalannya waktu selama 16 tahun ada kejadian ini. Kalau air masuk sering, ambles baru kali ini. Buis yang pecah empat, terus diganti," tuturnya.

Selengkapnya BPBD taksir kerugian yang dialami Supadiyono gegara tanah ambles di dalam rumahnya...

Saksikan juga 'Diawali Getaran, Belasan Sumur di Klaten Mendadak Ambles':

[Gambas:Video 20detik]



Dihubungi terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung, Dwi Sukarmei, mengatakan pihaknya sudah menerima laporan terkait tanah ambles di dalam rumah warga. Setelah dicek ternyata ada saluran irigasi yang mengaliri sawah menuju Desa Traji dan sekitarnya.

"Kami menerima laporan dari warga terkait dengan tanah ambles yang ada di dalam rumah. Kami telah melakukan survei, Rabu (17/2), pukul 13.00 WIB, memang telah terjadi tanah ambles atau lantai ambles di rumah Pak Supadiyono. Setelah kita teliti memang ada saluran irigasi yang di dalam rumah tersebut mengaliri sawah ke Desa Traji dan sekitarnya," ujar Dwi.

Dwi menduga tanah ambles itu terjadi akibat buis beton yang tidak kuat menahan beban di atasnya. BPBD menaksir kerugian yang dialami Supadiyono mencapai belasan juta rupiah.

"Mungkin akibat buis beton yang tidak kuat menahan beban di atasnya, akhirnya keramik maupun yang di atasnya ikut ambles. Kami sudah mendeteksi kerugiannya kurang lebih Rp 15 juta. Kebutuhan yang sangat mendesak, langkah-langkah kami adalah semen beserta pasir untuk membangun lagi," ucap Dwi.

(ams/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads