Lebih dari seribuan hektare lahan persawahan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terendam banjir. Ketinggian genangan banjir bervariasi mulai dari 40 cm sampai dengan 110 cm.
"Kami telah melakukan monitoring terhadap dampak hujan terus menerus selama tiga hari di Kudus terhadap tanaman persawahan pada MT I (musim tanam pertama). Dari pantauan diketahui ada 1.574 hektare pertanaman yang tergenang air dengan ketinggian air antara 40 cm sampai dengan 110 cm. Usia tanaman antara lima hari sampai dengan 65 hari yang tersebar di lima kecamatan," Kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kudus Catur Sulistiyanto kepada detikcom lewat pesan singkat, Rabu (9/12/2020).
Catur mengatakan, lima kecamatan di Kudus terdampak genangan banjir di lahan persawahan. Kecamatan paling terdampak adalah di Undaan, kemudian di Kecamatan Jekulo, dan Mejobo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Kecamatan Jati ada 1 hektare, di Kecamatan Kaliwungu ada 4 hektare di Kecamatan Jekulo ada 529 hektare, di Kecamatan Undaan ada 666 hektare dan di Kecamatan Mejobo ada 374 hektare," rinci Catur.
Catur menjelaskan pihaknya telah meminjamkan pompa air kepada warga untuk mengatasi genangan air tersebut. Pihaknya juga memfasilitasi pengajuan klaim asuransi petani jika tanaman padi mengalami puso.
"Langkah kami meminjamkan pompa air yang ada di kita untuk mengeluarkan air dari persawahan, memfasilitasi untuk pengajuan klaim asuransi petani karena sebagian adalah peserta asuransi petani atau AUTP, kemudian kami mendata kebutuhan benih pada petani bila nanti benar-benar tanaman tersebut mengalami puso," jelas Catur.
Diwawancara terpisah, salah seorang petani di Desa Wonosoco Kecamatan Undaan, Mashadi mengatakan kejadian banjir yang merendam lahan sawah petani sejak hari Sabtu (5/12). Hingga kini puluhan hektare di daerah Desa Wonosoco Kecamatan Undaan terendam banjir. Banjir tersebut menurutnya tidak sampai menggenangi pemukiman warga. Ketinggian air mulai dari 50 cm hingga 1,5 meter.
"Ini genangan banjir merendam sawah sejak hari Sabtu kemarin. Padahal ini lagi masa musim tanam padi. Banjir semacam ini sering terjadi di sini, tapi tidak sampai menggenangi rumah warga," kata Mashadi kepada wartawan saat ditemui di Desa Wonosoco, Rabu (9/12).
Menurutnya, jika genangan banjir tidak segera surut akan menyebabkan tanaman padi yang berusia sekitar 15 hari akan mati. Dia pun mengaku akan mengalami kerugian hingga puluhan juta.
Baca juga: 93 TPS di Kota Pekalongan Tergenang Banjir |
"Kalau tidak segera surut akan rugi karena tanaman padi ini akan mati. Per hektare untuk biaya menanam sekitar Rp 2 juta," ungkap Hadi.
"Ini yang terendam banjir di wilayah Desa Wonosoco sekitar 20 hektare. Persatu hektar jika gagal panen setiap satu hektar bisa panen, bisa mendapatkan uang Rp 20 juta. Persatu hektarnya, jika ini tergenang banjir, ya kerugiannya bisa ratusan juta," ungkap Hadi ditemui di lahan sawah yang terletak di Desa Wonosoco siang ini.
Sementara itu, anggota Gapoktan Desa Wonosoco Kecamatan Undaan, Samijo mengungkapkan di wilayahnya sering terjadi banjir yang menggenangi lahan sawah. Karena di wilayah itu kata dia terdapat Sungai Wonosoco yang kondisinya saat ini dangkal. Menurutnya ada ratusan hektar yang terendam banjir. Rata-rata usia padi yang terendam banjir berusia 15 hari sampai 20 hari.
"Kejadian seperti ini setiap tahun. Karena ada sungai (aliran) dari Pati dari Grobogan. Kalau seluruh wilayah sini terdampak banjir ini ada 100 hektare lebih. Tanaman padi yang terendam berusia 15 hari sampai 25 hari," kata Samijo ditemui lokasi siang tadi.
"Kondisinya sudah dangkal. Harapannya saya pemerintah ini segera melakukan normalisasi sungai tersebut," harap Samijo.