Puluhan warga berbondong-bondong penasaran melihat daun pisang berwarna putih yang viral disebut seperti kain kafan di Kudus, Jawa Tengah. Warga pun silih bergantian mengabadikan dengan memotret daun pisang berwarna putih tersebut.
Dari pantauan detikcom di lapangan, daun pisang berwarna putih yang berada di pekarangan milik Sriatun itu tak bisa dilihat dari luar pekarangan atau dari jalan, Senin (9/11/2020). Warga yang akan melihat daun pisang berwarna putih itu harus masuk ke dalam pekarangan rumah yang terletak di Desa Bulung Cangkring, Kecamatan Jekulo, itu.
Tampak daun pisang berwarna putih ada dua. Namun yang mencolok warna putih hanya satu daun saja. Kondisi daun tersebut pagi tadi sudah mulai layu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun demikian, terlihat puluhan warga penasaran menonton daun pisang yang berwarna putih tersebut. Tidak sedikit warga yang mengabadikan memotret daun pisang berwarna putih yang tengah viral mirip kain kafan.
Tidak hanya itu, warga yang melihat dibatasi dengan tali plastik yang mengelilingi pohon pisang itu. Sehingga warga yang menonton tidak bisa menyentuh daun tersebut secara langsung.
Salah seorang warga dari Desa Bulung Cangkring, Jumiatun, mengaku datang karena penasaran dengan kondisi daun pisang yang berwarna putih itu. Menurutnya baru pertama kali dalam hidupnya dia melihat ada daun pisang yang berwarna putih.
"Kondisi ini benar-benar nyata. Dan selama ini kan tidak ada. Mulai saya kecil sampai tua sekarang baru tahu saat ini. Jadi kan aneh tapi nyata. Setelah saya melihat datang ke sini benar-benar nyata, bukan buatan, asli," kata Jumiatun kepada detikcom saat ditemui di lokasi, siang ini.
Hal senada juga diungkapkan oleh warga lainnya bernama Jarno. Dia juga mengaku penasaran dengan daun pisang berwarna putih. "Ini dari Karangmalang (Kecamatan Gebog) datang penasaran melihat daun itu. Karena tengah ramai di media sosial," kata dia.
Babinsa Desa Bulung Cangkring, Pelda Sarmin, mengingatkan agar warga yang menonton menerapkan dengan protokol kesehatan dengan menggunakan masker.
"Di sini banyak kerumunan masyarakat terutama warga masyarakat dari luar, jarang yang pakai masker. Sedangkan imbauan pemerintah diwajibkan cuci tangan hingga pakai masker. Saya mengimbau warga yang mau nengok (melihat tanaman pisang ini) masyarakat diharapkan pakai masker," kata Sarmin.
Diwawancara terpisah, pemilik pekarangan, Sriatun (68) atau Mbah Cik, mengatakan daun berwarna putih pada pohon pisang yang tumbuh di pekarangan depan rumahnya itu sudah ramai didatangi warga sejak kemarin. Bahkan warga masih berdatangan pada tengah malam tadi.
Dia akhirnya menutup daun pisang itu dengan terpal di salah satu sisinya agar warga tak menonton dari luar pekarangan atau pinggir jalan.
"Kalau di (nonton dari) luar, ganggu lalu lintas, itu dari warga sekitar," ujar dia.