2. Kata Adik Sultan Soal Ular Melilit Pilar Pertanda Suksesi Keraton Yogya
Selain soal layang-layang, berita adik Sri Sultan HB X, Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo menanggapi pakar budaya Jawa dari Universitas Indonesia (UI) Darmoko juga jadi sorotan. Darmoko menafsirkan kemunculan ular yang melilit di pilar bangsal Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu berkaitan dengan suksesi Kraton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
GBPH Prabukusumo pun mempersilakan siapa pun memberikan interpretasinya. Sebab, peristiwa alam pun juga kerap dikaitkan dengan Keraton Yogyakarta.
"Siapa pun silakan menginterpretasikan tentang ular tersebut. Sudah biasa yang namanya ada sesuatu kejadian terkait dengan Keraton Yogyakarta pasti ada saja yang menginterpretasikan macam-macam. Itu sah-sah saja," kata Prabukusumo kepada detikcom, hari ini.
Prabukusumo lalu mencontohkan saat calon makam keluarga HB X di sebelah makam Imogiri longsor kemudian soal salah satu gunungan yang diusung ke halaman Masjid Gede Keraton Yogya saat upacara garebeg tumpah berantakan. Dia menilai hal itu sebagai hal biasa, dan masyarakat saja yang mengaitkannya.
"Bagi saya itu kejadian-kejadian yang terjadi, bisa terjadi juga di tempat lain. Memang ada gugon tuhon (kepercayaan), ada juga yang mengkait-kaitkan dengan simbol-simbol kuno. Ada juga yang menganggap biasa saja," terang Prabukusumo.
Kembali soal ular yang melilit pilar di Bangsal Magangan Keraton Yogyakarta itu. Prabukusumo menganggapnya hal biasa, dia pun heran ada ular yang bisa melingkar seperti itu.
"Pasti ada orang yang melilitkan ular tersebut lalu difoto. Karena barang bukti ularnya juga tidak ada, berarti dibawa lagi oleh pemiliknya," ucapnya.
"Karena kebetulan saya pertama kali yang dikirimi foto tersebut, dan langsung saya suruh tangkap dan saya beli, tapi nggak njawab sampai dengan sekarang," lanjut Prabukusumo.
![]() |
Terlepas dari hal tersebut, dia tak menampik terkadang interpretasi orang dengan kejadian-kejadian di Keraton benar adanya. "Saya akui hal itu benar adanya," ujar Prabukusumo.
Sementara itu, pakar budaya Jawa UI Darmoko menginterpretasikan penampakan ular yang melilit di pilar bangsal Keraton Yogya itu sebagai pertanda. Pakar budaya Jawa itu menilai hal itu sebagai isyarat yang dikirimkan Sang Pencipta mengenai suksesi di Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
"Kalau saya tafsirkan, ini adalah pertanda atau sasmita terkait dengan tiang penyangga kekuasaan di Kasultanan Ngayogyakarta," kata Darmoko kepada detikcom, Jumat (23/10).
Saat ini, Raja Keraton Yogyakarta adalah Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sri Sultan HB X menurut Darmoko memiliki kuasa dan wibawa yang tinggi. Usia Sri Sultan HB X kini 74 tahun. Darmoko memandang suksesi di Keraton Yogyakarta memang perlu dipikirkan.
"Karena yang dililit ini adalah pilar. Adapun ular adalah penanda kekuatan adikodrati, dia memberi tanda atas kehendak Sang Mahakuasa," terang Darmoko.
(ams/ams)