Sementara itu, menilik dari fungsinya Bangsal Magangan merupakan tempat seleksi abdi dalem Keraton. Abdi dalem Keraton itu nantinya dipilih oleh putra mahkota atau sang Raja.
"Fungsinya bangsal magangan itu untuk seleksi para abdi dalem prajurit, dulunya seperti itu. Diseleksi di bangsal magangan itu, biasanya yang ada di situ putra mahkota biasanya atau Sultan sendiri juga bisa memilih (abdi dalem). Makanya namanya magangan, karena magang itu kan calon," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihubungi terpisah, komunitas ular Yayasan Sioux menyebut ular yang melingkar di salah satu pilar Bangsal Magangan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu bukan jenis berbisa. Ular tersebut habitatnya di genting.
"Namanya ular itu lycodon capucinus (ular genting/ular cicak), bahasa Jawanya sowo emprit. Untuk makanannya cicak, jangkrik dan ular itu tidak berbisa," kata trainer Sioux Febrianto YS kepada detikcom, Selasa (20/10).
![]() |
Pria yang kerap disapa Dhe Braso ini menyebut habitat ular itu memang kerap berada di rumah-rumah. Sebab, makanan ular sowo emprit tersebut adalah cicak.
"Habitatnya di rumah atau di genting. Sering masuk rumah karena sedang berburu cicak," ucapnya.
(ams/ams)