Devita Wati (22) sudah dua tahun menggeluti pekerjaan sebagai operator alat berat jenis ekskavator dan truk angkutan pasir di lereng Gunung Merapi. Rekan-rekan Devita pun kagum dengan sosok gadis manis asal Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten itu.
Rekan Devita yang juga seorang sopir truk pasir, Jarwoko, mengatakan aktivitas Devita yang menjadi operator ekskavator dan sopir truk angkutan pasir ini membuat salut banyak orang.
"Pokoknya salut banget. Seorang cewek bisa mengerjakan pekerjaan yang belum tentu semua laki-laki bisa melakukannya," kata Jarwoko saat ditemui detikcom di depo pasir Jalan Deles-Kemalang, Desa Bumiharjo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Kamis (27/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jarwoko, Devita baru sekitar dua tahun bekerja di depo pasir. Ternyata, Devita mampu menjadi operator ekskavator dan truk pasir.
"Baru sekitar dua tahun seingat saya. Tapi tidak hanya operator alat berat malah juga mengangkut pasir dengan truk dari lokasi tambang ke depo," ujar Jarwoko.
Tetangga Devita, Sungkowo, mengatakan bahwa Devita merupakan satu-satunya perempuan yang menjadi operator ekskavator dan sopir truk pasir di kawasan lereng Gunung Merapi. Di matanya, sosok Devita itu luar biasa.
"Gimana ya, pokoknya luar biasa. Kalau ceker pasir (cari pasir) banyak (perempuan), tapi yang operator alat berat dan sopir truk angkutan pasir ya hanya satu, Devita itu aja," kata Sungkowo saat ditemui detikcom di Jalan Deles-Kemalang.
Menurut Sungkowo, Devita menggeluti pekerjaan itu kemungkinan karena ayahnya juga sopir truk pasir.
"Mungkin dulu karena ayahnya driver truk. Mungkin coba-coba jadi akhirnya bisa dan dengan kita-kita (kru truk pasir dan operator) juga akrab, biasa saja," ujar Sungkowo.