"Jika yang meninggal strata sosialnya tinggi, di kuburannya dibekali sawur atau butiran emas murni berserta perhiasan dari emas. Jika di strata bawah biasanya dibekali alat-alat pertanian. Di strata tengah dibekali benda-benda logam perunggu," terang Lukman.
Lukman memaparkan, lokasi kubur orang Kalang di wilayah Desa Ketringan, Kecamatan Jiken termasuk area kubur Kalang di strata atas. Banyak emas-emas perhiasan ditemukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal itu pula yang memancing para pemburu harta bekal kubur untuk mendatangi lokasi. Rata-rata mereka berasal dari luar kota," ujar Lukman.
Baca juga: Waspada, Gunung Merapi Menggembung |
Atas permasalahan itu, pihaknya berharap kepedulian dari masyarakat untuk turut menjaga tinggalan budaya leluhur. Karena hal ini merupakan tinggalan budaya yang harus terus dijaga untuk diceritakan kepada generasi penerus.
"Manusia kalang ini manusia biasa yang terus hidup dan berkembang biak dan beranak turun hingga sekarang. Jangan diartikan punah. Kesimpulan sementara adalah manusia kalang adalah manusia asli leluhur dari masyarakat Blora dan sekitarnya. Bukti-bukti artefak juga tersimpan baik," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, belasan orang diamankan Polsek Tunjungan bersama Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Blora. Mereka diketahui sedang melakukan pembongkaran makam-makam kuno di hutan Perhutani kawasan Nglawungan, Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan. Tujuannya untuk mengambil bekal kubur yang berada di makam-makam kuno orang Kalang tersebut.
(mbr/rih)