Waspada, Gunung Merapi Menggembung

Waspada, Gunung Merapi Menggembung

Ragil Ajiyanto - detikNews
Rabu, 08 Jul 2020 19:14 WIB
Pemandangan Gunung Merapi dari Kecamatan Selo, Boyolali, Rabu (8/7/2020).
Pemandangan Gunung Merapi dari Kecamatan Selo, Boyolali, Rabu (8/7/2020). (Ragil Ajiyanto/detikcom)
Boyolali -

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengungkap ada perubahan pada tubuh Gunung Merapi. Gunung di perbatasan Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu mengalami penggembungan.

"Kondisi Merapi saat ini status masih waspada. Memang ada penggembungan tubuhnya, tetapi kecepatannya sampai sekarang adalah 0,5 sentimeter per hari," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida kepada wartawan di Pos Pengamatan Gunung Api Merapi, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali, Rabu (8/7/2020).

Penggembungan yang terjadi saat ini, kata Hanik, masih kecil. Namun kewaspadaan tetap diperlukan. Penggembungan itu bisa menjadi indikasi akan terjadi erupsi atau tumbuh kubah lava.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi penggembungannya masih kecil. Tapi kita tetap harus waspada. Artinya, sewaktu-waktu indikasi ini bisa juga akan terjadi erupsi yang seperti kemarin (21 Juni), eksplosif seperti itu atau tumbuh kubah lava. Ya ini kami pantau terus. Data-data terus kami sampaikan setiap hari, melalui berbagai media yang kami punya mengenai aktivitas Merapi saat ini," jelas Hanik.

Menurut Hanik, inflasi atau penggembungan Gunung Merapi terjadi sejak pascaletusan pada 21 Juni 2020. Kemudian mulai 22 Juni hingga saat ini penggembungan pada tubuh Gunung Merapi terus terjadi 0,5 cm per hari.

ADVERTISEMENT

"Ini (laju penggembungan) kecil. Kalau dibandingkan pada 2020 lalu, meter hitungannya kalau 2010. Jadi bandingannya, kalau 2010 ke arah Kaliurang itu satu bulan terakhir sampai 130 sentimeter (1,3 meter) dalam waktu satu bulan. Kalau (sekarang) ini, sejak 22 Juni cuma 0,5 sentimeter per hari," terangnya.

Tonton video 'Magelang Diguyur Hujan Abu Imbas Gunung Merapi Erupsi':

Dikemukakan pula, gempa vulkanik Gunung Merapi masih terus terjadi, baik gempa vulkanik dalam maupun vulkanik dangkal. Tidak hanya dalam 10 hari terakhir, namun sudah dari awal Juni sebelum erupsi 21 Juni lalu.

"Gempa vulkanik ini tidak hanya dalam 10 hari terakhir sebenarnya, sudah dari awal Juni yang sebelum tanggal 21 Juni meletus itu sudah ada. Jadi ada vulkanik dalam, vulkanik dangkal. Itu memang yang sekarang ini vulkanik dangkal ada. Kemarin vulkanik dangkal ada lagi," jelas Hanik.

Sejak 2018, kata Hanik, sebenarnya aktivitas Gunung Merapi tidak pernah berhenti, sehingga sampai saat ini statusnya masih waspada.

"Ini artinya kita kembalikan definisi waspada itu adalah suatu aktivitas di atas normal. Tetapi tidak atau belum membahayakan masyarakat atau penduduk yang ada di Merapi, asalkan ada di (luar) radius 3 km (dari puncak Gunung Merapi). Itu yang harus kita sampaikan ke masyarakat. Tetap lakukan aktivitas, tetapi tingkatkan kewaspadaan," pungkas Hanik.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads