Terungkapnya Kisah 3 Bayi yang Dimakamkan di Tengah Pertigaan Jalan Solo

Round-Up

Terungkapnya Kisah 3 Bayi yang Dimakamkan di Tengah Pertigaan Jalan Solo

Tim Detikcom - detikNews
Senin, 06 Jul 2020 08:43 WIB
Tiga makam tanpa nama di tengah pertigaan jalan Solo, Jumat (3/7/2020).
Foto: Tiga makam tanpa nama di tengah pertigaan jalan kampung Kota Solo, Jumat (3/7/2020). (Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Yogyakarta -

Tiga makam yang berjejer di tengah pertigaan jalan kampung di kawasan Keraton Kasunanan Surakarta barangkali tak banyak jadi perhatian warga. Namun, warga yang lahir dan puluhan tahun tinggal di tempat itu menceritakan sejarah panjang di balik tiga makam itu.

Makam-makam itu terletak sudut barat laut Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Jika masuk dari pintu kecil Baluwarti sisi barat, makam tersebut terlihat di pertigaan jalan kampung.

Ada dua pohon kecil yang berada di samping makam, sehingga membuat makam agak tak tampak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan detikcom, Jumat (3/7) sore, makam itu tampak sudah menjadi kesatuan dengan lingkungan sekitarnya. Bahkan ada warga yang menjemur kacang di makam itu. Anak-anak pun terlihat akrab dengan makam tersebut. Mereka asyik bermain dan duduk di samping makam.

"Sejak saya lahir katanya itu sudah ada. Saya sendiri juga tidak tahu. Tapi sekarang masih ada warga yang merawat. Tiap malam Jumat kadang masih ada yang menaburi bunga," kata Ketua RW 02 Baluwarti, Gunadi, kepada wartawan sore itu.

ADVERTISEMENT

Wulastri, warga yang tinggal berseberangan dengan makam, mengungkap makam itu milik tiga bayi yang meninggal karena hanyut di sungai. Ketiganya tidak ditemukan secara berbarengan.

"Dulu kan ini sungai, Jalan Kalilarangan itu sungai. Ketiganya bayi, hanyut di sungai, tapi tidak dalam waktu bersamaan," tuturnya.

Awalnya makam mereka hanya rata dengan tanah, hingga akhirnya ayah Wulastri, Cokrodipuro membangun kijing di atas makam itu pada sekitar tahun 1966. Sedangkan ibunya menanam pohon di samping makam.

"Saya pindah di sini 1959 sudah ada makamnya. Cerita bapak saya, itu sejak 100 tahun lebih," ujar Wulastri.

Tonton video 'Walkot Solo Belum Akan Relokasi Makam Tak Lazim di Pinggir Jalan':

"Dulu masih rata dengan tanah, dilewati orang, diinjak. Bapak saya kan kejawen, dapat bisikan disuruh memperbaiki makam," ujar wanita berusia 70 tahun itu.

Saat ayahnya masih hidup, warga sempat ingin memindahkan makam itu karena mengganggu jalan. Namun akhirnya batal karena dikhawatirkan terjadi sesuatu hal buruk.

Hingga kini hanya Wulastri yang masih merawat makam itu. Meskipun, banyak juga yang seminggu sekali datang untuk berziarah. Para peziarah itu datang dari luar kota, misalnya Surabaya dan Wonogiri.

"Setiap hari saya yang bersihkan, nyapu. Kadang kalau malam Jumat ada yang ziarah," ujar dia.

Meski tak tertulis di pusaranya, warga sekitar ternyata mengetahui nama tiga bayi tersebut.

"Namanya Nggoro Kasih, Den Bagus Kintir dan Mbok Roro Setu. Tapi tidak ditulis di makam," tutur Wulastri.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads