Heboh Babi Hutan Kanibal di Banyumas, Maunya Makan Nasi dan Minum Kopi

Round-Up

Heboh Babi Hutan Kanibal di Banyumas, Maunya Makan Nasi dan Minum Kopi

Arbi Anugrah - detikNews
Selasa, 16 Jun 2020 09:08 WIB
Babi hutan aneh peliharaan warga Banyumas yang viral
Foto: Babi hutan aneh peliharaan warga Banyumas yang viral (Arbi Anugrah/detikcom)
Banyumas -

Seminggu terakhir warga Kabupaten Banyumas dihebohkan dengan adanya babi hutan yang dipelihara seorang warga Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang. Babi hutan tersebut memiliki keanehan pada fisik dibanding babi hutan pada umumnya. Selain itu kegemarannya hanya makan nasi, minum kopi dan teh.

Tukiran atau biasa dipanggil Bawor (55) pemilik babi hutan mengatakan dirinya memburu babi hutan tersebut di daerah Karang Nini, Kabupaten Pengandaran Jawa Barat sekitar tiga bulan lalu.

"Keanehannya kalau saya lihat sendiri itu, ada celeng (babi hutan) kok kakinya bisa seperti kayak gini, depan belakang. Jarinya itu jumlahnya empat, jadi belakang empat depan empat," kata Bawor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain terdapat keanehan pada fisik dengan memiliki jari, babi hutan tersebut disebut pemilik juga memiliki taring yang tumbuh ke samping. Berbeda dengan taring babi hutan pada umumnya yang tumbuh ke atas dan ke bawah. "Taringnya kayak sungut (tanduk), tidak ke atas dan ke bawah, tapi ke samping," ujarnya.

Keunikan lain, babi hutan tersebut tidak mau makan dedaunan. Makannya memilih nasi dan minum kopi serta teh hangat.

ADVERTISEMENT

"Babi hutan itu saya pelihara, tapi makannya ya aneh, maunya makan nasi sama daging celeng, minum teh manis sama kopi, air bening mentah tidak mau, makanan mentah tidak doyan, gandul (pepaya) mentah, singkong mentah tidak mau. Celeng lain kalau dikasih gandul mentah ya mau," jelasnya.

Heboh babi hutan aneh tersebut mengundang ratusan warga berdatangan ke rumah Bawor hingga dirinya memasang kotak sumbangan seikhlasnya guna merawat binatang aneh tersebut. Bahkan saking ramainya, pengunjung yang datang sempat tidak mematuhi protokol kesehatan COVID-19.

Tim gugus tugas tingkat kecamatan Jatilawang sempat mengingatkan para pengunjung agar tetap menggunakan masker dan meminta pemilik agar mengatur jarak pengunjung dilokasi tersebut dengan antrian.

"Mulai dari kemarin kami memantau memang banyak kerumunan orang, kami juga menyampaikan karena sekarang sedang gencar-gencarnya melakukan operasi penertiban masker. Untuk menghindari kerumunan, kumpul kumpul warga masyarakat dalam situasi dan kondisi apapun," kata Wahyu Widodo, Koordinator lapangan gugus tugas COVID-19 tingkat Kecamatan Jatilawang.

Sementara menurut Kepala Resort Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah Cilacap, Dedi Rusyanto mengatakan babi hutan yang mempunyai fisik dan perilaku aneh tersebut bisa disebabkan adanya kelainan gen.

"Biasanya keturunan yang tidak normal seperti induknya itu karena faktor gen, perkawinan keluarga dekat, terjadilah penurunan kualitas. Jadi bisa mudah sakit dan juga terjadi cacat," jelas Dedi.

Selain itu, menurut dia kelainan fisik yang terjadi pada babi hutan tersebut juga bisa disebabkan aktivitas induknya ketika dia hamil. Bisa juga cacat terjadi saat dikejar oleh pemangsanya ketika di hutan, atau bisa juga akibat faktor topografi.

"Bisa juga karena faktor topografi, mungkin karena perubahan suhu, perubahan iklim yang sangat signifikan dari habitat yang biasanya dia hidup dan di dalam pergerakan. Tapi biasanya lebih condong ke pengaruh kelainan gen, karena dekatnya perkawinan keluarga dekat. Itu bisa juga terjadi ke manusia dan tumbuhan," ucapnya.

Babi Hutan Berjari dan Berkuku Panjang Hebohkan Banyumas:

Selain itu, pemilik babi hutan yang memberikan makanan seperti nasi, minum teh dan kopi dianggap Dedi tidak lazim pada binatang. Namun hal tersebut bisa disebabkan akibat faktor stres maupun tingkat kelaparan yang berlebihan.

"Pemiliknya (memberikan makan nasi dan minum kopi serta teh), bisa jadi karena faktor stres dan tidak adanya pakan dalam jeda waktu tertentu. Sehingga saking lapar dan stresnya, apa aja dimakan dulu. Tapi jika di kondisi sudah normal pasti akan kembali makan makanan biasanya (seperti dedaunan)," jelasnya.

Akibat banyaknya warga yang berdatangan hingga mengundang kerumunan warga dan ada sebagian warga yang menganggap babi tersebut merupakan babi jadi-jadian langsung ditepis oleh Kepala Desa Pekuncen, Karso. Dia juga meminta agar warga tidak mengkaitkan hal tersebut dengan mistik.

"Kejadian yang demikian hanya sebagai keanehan alam saja, bukan hal yang mistik," kata Karso.

Bahkan menurut dia, rencananya pihaknya bersama tim unsur BPD, Bhabinkamtibmas dan Babinsa dan Tim COVID-19 akan membicarakan fenomena ini lebih lanjut. Pasalnya banyak warga yang terus berdatangan ke lokasi untuk melihat babi hutan tersebut dan melupakan protokol COVID-19.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads