Terkait fenomena balon udara terbang liar saat lebaran, Jenarto yang juga koordinator relawan Paguyuban Sabuk Gunung (Pasang) Merapi Klaten mengatakan bagi warga di puncak hal itu sudah biasa melihatnya.
"Itu biasa kami lihat. Sebab bagi sebagian daerah kayak dibuat budaya, beberapa tahun lalu pernah jatuh di hutan dan relawan langsung naik mengantisipasi," lanjut Jenarto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang mengkhawatirkan, kata Jenarto, jika balon jatuh di hutan. Bisa memicu kebakaran jika apinya belum padam.
"Ini masih basah mungkin di hutan. Tahun-tahun lalu pernah ada edaran dari pemerintah melarang," imbuh Jenarto.
![]() |
Kepala Resort Polisi Hutan BTNGM Kecamatan Kemalang, Siswanto mengatakan sangat berharap balon tidak jatuh di wilayahnya. Patroli dan koordinasi dengan relawan akan diintensifkan.
"Kami berharap tidak ada yang jatuh di wilayah TNGM. Ini kami koordinasikan dengan relawan antiapi untuk antisipasi," jelas Siswanto saat dihubungi detikcom.
Sejauh ini, sambung Siswanto, belum ada laporan jatuh di wilayahnya. Namun secara umum kondisi hutan masih basah.
"Secara umum kondisi hutan dan rumput masih basah. Tapi apapun harus diantisipasi sebab balon bisa jadi potensi memicu kebakaran hutan," pungkas Siswanto.
(rih/rih)