Data BPBD, angin kencang melanda 12 kabupaten di Jawa Tengah sejak Oktober 2019. Daerah tersebut adalah Kabupaten Magelang (8 kecamatan), Wonosobo (8 kecamatan), Brebes (1 kecamatan), Boyolali (1 kecamatan), Tegal (1 kecamatan), Banjarnegara (2 kecamatan), Karanganyar (5 kecamatan), dan Batang (4 kecamatan).
Kemudian Wonogiri (4 kecamatan), Pemalang (1 kecamatan), Sragen (1 kecamatan), Kendal (1 kecamatan), dan Grobogan di beberapa desa. Total sebanyak 31 bangunan roboh dan 107 bangunan rusak berat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggaran Rp 23 miliar telah disiapkan untuk memberikan bantuan kepada korban yang mengalami kerusakan berat. Sedangkan rusak sedang dan ringan akan ditangani oleh pemerintah daerah masing-masing.
"Tidak semua dibantu, hanya yang roboh dan rusak berat. Rumah roboh mendapatkan bantuan Rp 15 juta per rumah, sementara rusak berat dibantu Rp 10 juta per rumah," jelasnya.
Sudaryanto menyebutkan, untuk mencairkan bantuan itu, pihak kabupaten atau kota harus membuat surat pernyataan darurat angin kencang. Apabila rumah yang rusak akibat angin kencang lebih dari lima unit, pemerintah daerah dapat mengajukan bantuan kepada Pemprov Jateng.
"Dari anggaran tersebut, sampai akhir tahun ini sudah digunakan Rp 6,3 miliar. Sisanya dapat digunakan untuk membantu warga yang menjadi korban bencana angin kencang di beberapa daerah. Kami masih menunggu pengajuan dari kabupaten/kota," terangnya.
Ia menambahkan, selain bantuan, sudah dilakukan upaya rapat koordinasi untuk antisipasi terjadinya korban bencana alam.
"Termasuk adanya surat edaran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo kepada masing-masing kabupaten kota untuk antisipasi bencana. Kami mengimbau agar masyarakat terus berhati-hati dan secepat mungkin menyelamatkan diri apabila terjadi bencana. Jangan lupa untuk selalu menjadi penolong bagi orang lain," ujarnya.
(alg/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini