Guru honorer SMK N 1 Sewon dan SMA N 1 Lendah ini langsung teriak minta tolong. Mendengar teriakan itu, mertua dan suaminya korban yang kebetulan sudah pulang langsung menghampiri kamar korban. Menurut Muryanto, kondisi korban saat itu mengeluarkan cukup banyak darah.
"Pas suami dan mertua (Wening) datang untuk menolong, pelaku ini juga ikut datang dan sempat tanya-tanya ke saksi (suami dan mertua korban) ada kejadian apa. Karena fokus menolong korban, pertanyaan pelaku tidak digubris dan pelaku lalu pergi," katanya.
Korban pun selanjutnya dilarikan ke Rumah Sakit UII Pandak dan kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Sardjito karena kondisinya yang kritis. Menjadi korban penusukan, suami korban lantas melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Srandakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari pengakuan, selama ini ternayata C menyukai dan menaruh hari terhadap korban. Karena itu, ia mencari informasi di mana rumah korban untuk selanjutnya didatangi. "Tadi pagi saya tanyai (C) kenapa kok nusuk? Dia jawab 'saya itu cinta pak sama guru itu, saya sayang, saya senang'," katanya.
Karena motifnya yang terbilang tidak lazim, polisi lantas meminta keterangan orang tua pelaku. Hasilnya, orang tua menyebut C mengalami gangguan jiwa sejak duduk di bangku SD. "Memang agak kurang waras. Saya katakan tidak waras karena sejak kelas 5 SD itu sudah mengalami gangguan jiwa, orang tuanya yang cerita sendiri," katanya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini