Satu Bocah Sukabumi Ikut KM Hentri yang Terbakar di Maluku

Syahdan Alamsyah - detikNews
Kamis, 30 Sep 2021 15:33 WIB
Karyana menunjukkan foto cucunya, Damar, yang menjadi ABK KM Hentei GT-195. Damar masih berusia 15 tahun. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)
Sukabumi -

Sejumlah persoalan mulai terungkap kepermukaan seiring dengan tuntutan nasib asuransi dan tunjangan yang belum juga diterima keluarga korban kapal KM Hentri GT-195 yang terbakar di Maluku Tenggara.

Ternyata ada anak buah kapal (ABK) yang masih di bawah umur hingga ABK belum pernah memiliki pengalaman melaut. Rata-rata mereka yang menjadi ABK memiliki latar belakang ingin meningkatkan perekonomian keluarga sehingga terpaksa berangkat dengan harapan pulang membawa pundi-pundi uang. Salah satunya yaitu Damar.

"Usia Damar masih 15 tahun, saya kakeknya sudah melarang beberapa kali, namun tidak dihiraukan. Saat akan berangkat malam-malam jam 23.00 WIB, dia minta Kartu Keluarga (KK) ke saya. Dia bilang mau ke laut, diajakin cari ikan. Saya kira di Palabuhanratu, ternyata ke Muara Angke .Dia telepon ke bibinya, dia bilang Mamay (panggilan Damar) mau pergi ke Merauke," kata Karyana, warga Kampung Pojok, Cibadak, kepada detikcom, Kamis (30/9/2021).

Karyana mengungkapkan cucunya tersebut berhasrat membantu ekonomi keluarga. Semangat bocah lelaki itu menggebu. Menurut dia, Damar memang tidak punya pengalaman bekerja dan melaut. Damar hanya berbekal Kartu Keluarga (KK) untuk berangkat bekerja di KM Hentri.

"Saat dia berangkat kerja, saya bawain baju. Saya nanya umur kamu kan belum boleh kerja, tapi dia bilang boleh asal bawa KK. Kata dia Mamay mau kerja, ya akhirnya saya nasihati dia. Saya bilang hati-hati, kalau sama yang gede disuruh apapun harus mau. Saya bilang begitu," tuturnya.

"Dia baru kerja ya sebagai ABK itu. Sebelumnya dia suka di pasar, bantu-bantu apa saja. Dia pengen kerja, masih 15 tahun belum sama sekali punya pengalaman, apalagi melaut. Dia diajak oleh teman dari temannya, masih warga Cibadak juga," ujar Karyana menambahkan.

Hingga kini belum diketahui nasib Damar pascakejadian kapal tersebut terbakar. Proses pencarian korban sudah dihentikan oleh tim SAR.

Indra, warga Sukabumi lainnya, juga bermodal KK untuk melaut bersama kapal KM Hentri GT-195. Pemuda itu tidak punya pengalaman melaut.

Siti Aminah putranya, ibu Indra, mengaku sebelumnya melarang sang putranya itu untuk melaut. Namun Indra tetap nekat berangkat.

"Awalnya enggak diizinkan. Sudah lama dia ingin pergi melaut, ikut sama Angga. Saya enggak izinkan, risiko besar. Anak saya enggak punya pengalaman ke laut. Dia nekat ikut, posisi saya sedang kerja di Palembang. Akhirnya dia ikut, saya enggak bisa melarang. Dia bilang ikut sama Adam. Nah, Adam bilang anak saya akan dijadikan asisten di bagian mesin. Karena terus memaksa, akhirnya saya izinkan," tutur Siti.

Serupa dengan Damar, Indra juga berangkat hanya berbekal KK dan bukan KTP. Meski usianya sudah mau menginjak 20 tahun, Indra belum memiliki KTP.

"Anak saya enggak ada KTP, tapi kata dia enggak apa-apa, pakai KK bisa. Usianya 20 tahun November nanti. Dia ikut melaut karena melihat teman-temannya banyak yang maju, banyak yang sukses. Makanya dia ingin ikut, katanya buat bantu ekonomi keluarga," kata Siti.




(sya/bbn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork