Di Liga Muslim Dunia, Muzani Bicara soal Pancasila dan Keberagaman RI

Laporan dari Makkah

Di Liga Muslim Dunia, Muzani Bicara soal Pancasila dan Keberagaman RI

Isal Mawardi - detikNews
Kamis, 27 Nov 2025 02:55 WIB
Ahmad Muzani saat berpidato di acara peluncuran platform elektronik Liga Muslim Dunia di Makkah, Arab Saudi (Isal Mawardi/detikcom)
Foto: Ahmad Muzani saat berpidato di acara peluncuran platform elektronik Liga Muslim Dunia di Makkah, Arab Saudi (Isal Mawardi/detikcom)
Makkah -

Ketua MPR RI Ahmad Muzani menjadi salah satu pembicara dalam acara Peluncuran Plattform Elektronik Liga Muslim Dunia, di Hotel Fairmont Makkah, Arab Saudi. Muzani bicara mengenai Pancasila dan keberagaman Indonesia.

Mulanya, Muzani menyoroti perdebatan ketika Indonesia merdeka di tahun 1945. Kala itu, muncul perdebatan soal dasar negara.

"Perdebatan itu akhirnya selesai Ketika para ulama yang memperjuangkan agar Islam formal dijadikan sebagai dasar negara dan kita semuanya menyatakan bahwa kita harus didasarkan kepada dasar kesepakatan bersama itu lah yang disebut dengan Pancasila," kata Muzani di Fairmont Hotel Makkah, Arab Saudi, Rabu (26/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pancasila, kata Muzani, adalah kesepakatan bersama di antara banyak etnik, suku, ragam budaya, pulau, dan agama. Muzani menjelaskan di Indonesia ada 6 agama yang diakui, 300 etnik, 17 ribu pulau dan lebih dari 700 bahasa.

ADVERTISEMENT

Karena keragaman ini, tambah Muzani, Indonesia memiliki tanggung jawab yang besar untuk terus menjaga persatuan. "Di antara banyak etnik tersebut, di antara banyak agama tersebut dan di antara banyak suku budaya dan pulau tersebut, itu sebabnya kemudian tokoh-tokoh Islam mendapatkan rumusan Pancasila adalah dasar yang harus kita pertemukan dalam negara Indonesia," jelas Muzani.

Ia meyakini semangat beragama dan semangat keyakinan dalam Islam bisa menjadi landasan dalam bernegara. Itu sebabnya, tambah Muzani, Indonesia bisa bertahan sampai 80 tahun sebagai negara.

"Kita merasa bahwa nilai Islam harus menjadi sinar bagi kehidupan kita bernegara. Kita merasa menghormati agama lain dan memberi agama lain untuk menjalankan ibadah bagian dari agama rahmatan lil alamin yang kita junjung tinggi seperti yang diajarkan oleh para ulama dan ujungnya adalah Rasulullah," ujarnya.

(isa/whn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads