2. Penerima Bansos Pangan di Pagelaran Diberi Ayam Hidup
Akhir Januari 2021 ini masyarakat kembali dikagetkan dengan munculnya kasus pembagian ayam hidup dalam penyaluran Bantuan Sosial (bansos) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Berbagai pihak pun dibuat heran dengan pembagian yang diduga tak sesuai dengan pedoman umum, mulai dari penerima Bansos itu sendiri hingga para pejabat di pemerintahan. Lazimnya, penerima manfaat mendapatkan daging ayam potong sebagai komoditas kelompok protein hewani. Namun kali ini malam menerima ayam hidup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mpuy (bukan nama sebenarnya), warga Desa Pagelaran, mengatakan pembagian ayam hidup itu terjadi di pencairan BPNT di bulan ini. Dia juga mengaku tidak diberi alasan yang jelas kenapa komoditas daging ayam malah digantikan ayam hidup. "Tidak, tidak dikasih tahu kenapa. Begitu datang ke e-Warong buat cairkan bantuan, dikasihnya beras dan komoditas lainnya termasuk ayam hidup," kata dia.
Menurutnya, warga keberatan dengan komoditas daging ayam yang diganti ayam hidup. Sebab warga yang biasanya tinggal mengolah daging ayam, jadi harus memproses dari penyembelihan. Warga juga kesal karena ayam yang didapat malah mati setelah tiba di rumah.
"Ada juga yang mati saat sampai di rumah. Sudah bingung, kesal juga karena jadinya malah tidak bisa diolah. Mau disembelih juga sudah tidak bisa, karena kondisinya mati," ucap Mpuy.
Menurut dia, warga lebih memilih daging ayam potong yang biasanya didapat. "Mending daging ayam potong, setengah kilogram pun murni daging. Kalau ayam hidup kan ada jeroan dan lainnya. Belum lagi ada yang mati," ujar Mpuy.
Di sisi lain, salah seorang agen e-Warong, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan tidak mengetahui secara pasti alasan komoditas protein hewani yang biasanya berupa daging ayam potong atau daging sapi malah digantikan dengan ayam hidup. "Kalau alasan pastinya tidak tahu saya juga, tiba-tiba diganti dengan ayam hidup," ucapnya.
Menurutnya, beberapa hari sebelum penyaluran, pihak pemasok datang dengan membawa ayam kampung hidup, tetapi tidak dijelaskan secara jelas kenapa terjadi penggantian secara tiba-tiba. Bahkan, menurut dia, sempat dibuat kandang sementara untuk menyimpang ayam tersebut.
"Sempat ditanya, kenapa diganti? katanya sudah ini saja lebih bagus. Karena tidak mau banyak debat terima saja dan didistribusikan ke KPM. Sempat dibuat kandang sementara, setelah habis langsung dibongkar lagi," tuturnya.
Ia menyebutkan jika hal itu terjadi di setiap desa di Kecamatan Pagelaran. "Iya se-Pagelaran pakai ayam hidup. Kalau tidak salah ada juga beberapa yang pakai daging ayam. Tapi kebanyakan pakai ayam hidup," kata dia.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Cianjur Surya mengaku baru mendengar dan mendapati kasus Bansos BPNT yang diberi ayam hidup. "Baru dengar kang. Baru pertama kali ada yang seperti ini. Ada-ada saja," ujar Surya.
Surya menjelaskan Bansos BPNT dari Kementerian Sosial tersebut ditujukan untuk warga miskin berupa bantuan sembako. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) akan diberi bantuan dengan nilai sekitar Rp 200 ribu melalui kartu khusus yang nantinya ditukarkan dengan sembako di jaringan layanan yang bernama e-Warong.
Berdasarkan pedoman umum, KPM kemudian akan menerima empat komoditas, yakni beras sebagai sumber karbohidrat, telur, daging sapi, daging ayam dan ikan sebagai sumber protein hewani, kacang-kacangan atau tahu tempe sebagai protein nabati, hingga buah-buahan sebagai sumber vitamin.
Komoditas bantuan tersebut dipasok oleh supplier ke e-Warong. KPM tinggal menukarkan bantuan tersebut dengan sembako. Ia mengaku akan segera menindaklanjuti kasus tersebut. "Segera akan dicek," kata Surya.
Ketua DPRD Cianjur Ganjar Ramadhan mengatakan sejak beberapa hari lalu, pihaknya mendapatkan banyak laporan terkait pembagian ayam kampung hidup dalam program BPNT di Kecamatan Pagelaran. "Puncaknya setelah viral dan ramai pemberitaan, yang laporan semakin banyak. Mulai dari KPM itu sendiri, hingga pihak lainnya di wilayah Pagelaran," ucap Ganjar.
Menurut dia, seharusnya masyarakat dibagikan sumber bahan pangan berupa daging ayam potong atau protein hewani lainnya. Bukan ayam hidup. "Harusnya kan daging ayam, bukan ayam hidup. Patut dipertanyakan, kenapa bisa jadi ayam hidup yang dibagikan," kata Ganjar.
Plt Bupati Cianjur Herman Suherman menegaskan penyalur tidak lagi menggunakan ayam hidup untuk bansos Bantuan Pangan non Tunai (BPNT), sebab menyimpang dari pedoman umum. "Saya tegaskan, tidak boleh pakai ayam hidup. Harus daging ayam, sesuai dengan pedoman umum," kata Herman.
Menurut Herman, dalam pedoman umum sudah dijelaskan jika komoditas protein hewani berupa telur, daging sapi, daging ayam, dan ikan. "Kalau tetap ada ayam hidup, akan ditindak karena tidak sesuai dengan pedoman umum yang ditetapkan," tutur Herman menegaskan.
(bbn/bbn)