Tokoh Agama Bandung Minta Kelompok Intoleran Dibubarkan
Tokoh Agama di Kota Bandung, Jawa Barat desak pemerintah agar tolak dan bubarkan kelompok intoleran dan radikal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koordinator Tokoh Pemuka Agama Kota Bandung Wahyu Afif Al-Ghafiki mengatakan, agar pemerintah bertindak tegas.
"Mendorong pemerintah bertindak tegas membubarkan kelompok maupun ormas yang terbukti intoleran, radikal dan bertentangan dengan ideologi negara Pancasila," katanya di kantor Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Jalan Cicendo, Kota Bandung.
FKUB juga, menggelar deklarasi yang melibatkan sejumlah pemuka dari beragam agama yang ada di Indonesia ini dilakukan menyikapi kondisi bangsa akhir-akhir ini.
Pihaknya menilai, saat ini kondisi bangsa Indonesia tengah marak gerakan radikal, separatisme, intoleransi dan terorisme. Hal ini dikhawatirkan bakal mengganggu keharmonisan antar masyarakat.
"Ini berangkat dari situasi keadaan bangsa yang saat ini terancam terhadap disintegrasi karena banyaknya potensi konflik yang akhir ini bisa semakin membesar diakibatkan perilaku anak bangsa yang satu di antaranya lebih mementingkan kelompoknya dibandingkan kesatuan dan persatuan bangsa," ungkapnya.
Wahyu menjelaskan, saat ini banyak aksi-aksi yang berujung pada kekerasan, caci maki hingga saling sindir dan olok-olok. Sayangnya, aksi-aksi itu justru mengatasnamakan agama.
"Akhir-akhir ini situasi menjadi tidak baik ketika kemudian banyak sekali aksi-aksi yang muncul dengan kekerasan, caci maki, saling sindir, olok-olok yang kemudian berbahaya bagi kita ketika kemudian mengatasnamakan keagamaan," jelasnya.
Dalam hal ini, ia mencontohkan insiden di Sigi, Sulawesi Tengah. Insiden pembantaian satu keluarga yang dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora itu perlu menjadi perhatian bersama.
"Juga di beberapa daerah ada separatis itu harus dipikirkan dengan mengedepankan proses perdamaian agar tak terjadi kekisruhan. Kita melihat kasus di Sigi, di mana keluarga itu dibantai. Itu dilandasi perilaku oleh adanya hal-hal bersifat agama," ucapnya.
"Kita tahu agama tidak mengajarkan membunuh orang lain membenci. Agama mengajarkan kedamaian saling menyayangi dan mengasihi. Bahasa itu makin berkurang," tambahnya.