Selain nakes, PNS guru menjadi yang banyak terkonfirmasi positif COVID-19. Dia mengaku belum bisa memastikan dari mana para tenaga pengajar terpapar, sebab aktivitas belajar masih secara daring.
"Untuk guru ada sekitar 16 orang, itu untuk SD. Belum ditambah guru SMA yang beberapa waktu lalu juga ada yang terkonfirmasi positif. Penyebab terpapar nya masih kita cari tahu, mengingat sekolah masih daring, belum tetap muka," ucap Yusman.
Adanya guru positif COVID-19, rencana belajar tatap muka dipertimbangkan kembali. "Tentu Pemkab tak mau ambil risiko jika nanti banyak yang terpapar atau bahkan menimbulkan klaster. Belum belajar tatap muka saja sudah banyak guru terkonfirmasi positif," tutur Yusman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemkab Cianjur sudah kembali menerapkan Work From Home (WFH) bagi semua Organisasi Perangkat Daerah. Hal itu dilakukan untuk mencegah bertambahnya PNS yang terpapar COVID-19.
"Mulai diberlakukan kemarin, dari yang semula WFH lokal di dinas yang ditemukan pegawainya positif, sekarang kebijakannya seluruh dinas WFH. Tapi kemungkinan efektifnya mulai pekan depan, karena setiap OPD harus menyusun pembagian jadwal karyawan yang masuk dan WFH," kata Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Cianjur Budi Rahayu Toyib.
Menurutnya dia, PNS atau tenaga honorer yang berusia di bawah 50 tahun jam kerjanya hanya 18,75 jam per minggu dan untuk yang di atas 50 tahun hanya 15 jam dalam sepekan. "Kalau normalnya dalam seminggu itu jam kerjanya 37,5 jam," ucap Budi.
(bbn/bbn)