Kisah pencurian satu unit handphone oleh seorang ayah di Garut membuat hati terenyuh. Pasalnya, sang ayah yang bekerja sebagai buruh tani itu terpaksa melakukannya agar anaknya bisa mengikuti belajar daring.
Kemudian sejumlah kepala daerah di Jawa Barat siap menjadi relawan vaksin Sinovac, mulai dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana.
Sementara itu Mamih Juan anak buah 'Big Boss' Cianjur buka suara soal investasi paket kurban dan elektronik. Sejumlah informasi tersebut terangkum dalam Jabar Ini, berikut ulasannya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kang Emil dan Yana Mulyana Siap Jadi Relawan Vaksin
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga menyatakan siap menjadi relawan pengujian vaksin sinovac. Ia mengaku tengah mempersiapkan diri.
"Ya (jadi relawan), persiapannya periksa kesehatan. Karena syarat relawan itu tidak ada penyakit bawaan. COVID-19 itu menyerang atau memperburuk (kesehatan) yang memiliki penyakit bawaan," kata Ridwan Kamil seusai rapat gugus tugas bersama sejumlah kepala daerah di Kota Cirebon, Jawa Barat, Rabu (5/8/2020).
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengaku tak memiliki penyakit bawaan. "Tetap harus saya periksa. Kalau tidak ada (penyakit bawaan) berati saya aman. Berati saya masuk kriteria (relawan) uji vaksin Corona," ucap Kang Emil.
Ia mengaku masih punya waktu dua kali menjalani tes kesehatan sebagai relawan uji klinis vaksin Corona. Ia menjelaskan alasannya menjadi relawan.
"Saya harus meyakinkan masyarakat. Kalau pemimpinnya mau (jadi relawan), rakyatnya pasti yakin," katanya.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyatakan siap menjadi relawan pengujian vaksin. Ia akan berkonsultasi dulu dengan tim uji klinis Fakultas Kedokteran Unpad. "Saya pernah positif boleh enggak?" ucap Yana.
Sekadar diketahui, Pemprov Jabar membuka pendaftaran bagi warganya yang ingin menjadi relawan uji klinis vaksin Corona.
Akhir Cerita Ayah Curi Ponsel Demi Anak PJJ
Kasus buruh tani inisial A di Garut yang mencuri ponsel agar anaknya bisa ikut belajar online diselesaikan secara kekeluargaan. Korban sukarela mencabut laporan polisi.
Hal tersebut dibenarkan Kapolsek Tarogong Kaler Iptu Masrokhan. Polisi tidak akan melanjutkan penyelidikan perkara tersebut.
"Perkaranya sudah dicabut. Semua persoalan sudah selesai," kata Masrokhan kepada wartawan, Rabu (5/8/2020).
Masrokhan menjelaskan, pada Selasa (4/8) malam kemarin, pihaknya mempertemukan antara A dengan korban. Dalam pertemuan tersebut, korban memaafkan A dan menyatakan mencabut laporan di hadapan polisi.
"Kemarin setelah kita belikan ponsel, kita antar bapak ini untuk meminta maaf dan menyelesaikan persoalannya. Alhamdulillah korban ikhlas memaafkan dan mencabut laporannya," ucap Masrokhan.
Sekadar diketahui, A nekat mencuri ponsel di rumah korban sebulan lalu. A mengaku nekat mencuri lantaran anaknya sudah 10 hari tidak bisa mengikuti pelajaran yang digelar online gegara tak punya HP.
Kasus tersebut terbongkar setelah jejak ponsel diketahui anak korban. Senin (3/8), anak korban, AT, mencari keberadaan HP tersebut dan berhasil ditemukan di rumah A.
Namun bukan reaksi kesal dan marah yang ditunjukkan AT saat menemukan ponsel ayah yang dicuri itu. Dia justru terenyuh melihat situasi rumah yang tak laik milik A.
Saat ditemukan, ponsel tersebut tengah digunakan belajar oleh anak kedua A. "Saya yakin tujuannya (nyuri HP) memang untuk agar anaknya belajar. Karena cuma satu HP yang diambil, padahal ada satu HP lain dan satu laptop saat itu," kata A.
Sekda Kabupaten Bandung Wafat
Sekda Kabupaten Bandung Teddy Kusdiana meninggal dunia pada Rabu (5/8/2020) sekitar pukul 06.15 WIB di Rumah Sakit Borromeus, Kota Bandung, akibat penyakit jantung yang dideritanya. Mendiang sempat masuk ke rumah sakit pada Selasa (4/8/2020).
Pelayat memadati rumah duka Teddy di Jalan Maribaya, Kampung Pangragajian, RT 02/04, Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Berdasarkan pantauan di rumah duka, pejabat dari Pemkab Bandung berdatangan silih berganti. Namun tak banyak karangan bunga ucapan belasungkawa di depan rumah mendiang Teddy.
Pukul 10.15, mendiang terlebih dahulu disalatkan di Masjid Al Hidayah. Ratusan pelayat turut mengantar dan mengikuti prosesi salat jenazah sebelum dikebumikan di pemakaman keluarga.
Mendiang Teddy Kusdiana dimakamkan pada pukul 11.30 WIB diiringi rintik hujan. Nampak pihak keluarga dan pelayat memadati area pemakaman mendiang. Bupati Bandung Dadang Naser memimpin langsung prosesi pemakaman.
"Pileuleuyan Pak Teddy, selamat jalan. Kita sangat kehilangan atas kepergian almarhum. Jatah usia sudah ditentukan oleh yang kuasa. Setiap yang hidup pasti melepas nyawa. Atas nama Pemkab Bandung, pribadi, dan rekan mengucapkan bela sungkawa," ungkap Dadan Naser.
Mendiang Teddy Kusdiana dikenal sebagai sosok pekerja keras dan cerdas. "Almarhum turut memberikan sumbangsih pemikiran di Pemkab Bandung," tandasnya.
Denda Masker Rp 100 Ribu di Bandung
Pemkot Bandung memberlakukan denda masker mulai Kamis 6 Agustus 2020. Masyarakat tak bermasker siap-siap kena denda Rp 100 ribu.
"Jadi terkait sanksi itu imbauannya, sosialisasinya sampai dengan hari ini. Besok (Kamis), kita sudah mulai mengimplementasikan," ucap Kepala Satpol PP Kota Bandung Rasdian Setiadi saat dihubungi, Rabu (5/8/2020).
Rasdian mengatakan pemberlakuan denda tersebut sudah berdasarkan Perwal Nomor 43 Tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Hal ini berkaitan dengan pencegahan dan memutus mata rantai penyebaran virus Corona atau COVID-19.
"Tapi itu (pemberlakuan dendanya) harus lewat tahapan juga. Kan di situ (Perwal) ada sanksi ringan berupa tertulis hingga teguran, sanksi sedang ada jaminan identitas, ya KTP atau identitas lain. Nah terakhir itu pengenaan sanksi administrasi paling besar Rp 100 ribu," ujarnya.
"Misalkan kalau dia nggak pakai masker, sudah diingatkan masih juga nah kita tingkatkan ke sanksi sedang, itu kan ada jaminan yang identitas itu, kalau masih juga ya kita kenakan denda berat. Jadi tahapan lewat itu dulu," kata Rasdian menambahkan.
Ia menegaskan pemberlakuan denda tersebut bukan hanya untuk warga yang tak bermasker. Menurut dia, denda juga berlaku untuk sektor lainnya yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
"Giat usaha itu kan diatur Rp 150 ribu paling besar. Tapi untuk kegiatan usaha yang agak besar, itu sampai Rp 500 ribu," kata Rasdian.
Mamih Juan Anak Buah 'Big Boss' Buka Suara
Sebuah video berdurasi sembilan menit beredar di aplikasi perpesanan dan media sosial Facebook. Dalam video itu, seorang perempuan diduga ketua paket investasi berupa kurban dan elektronik milik CV Hoki Jaya Abadi tengah klarifikasi ke sejumlah konsumennya.
Di tengah klarifikasi, perempuan itu terlihat menangis sambil menjelaskan nasib yang dia alami. Informasi yang diperoleh detikcom, perempuan itu bernama Aeni alias Mamih Juan. Ia satu di antara puluhan ketua atau anak buah 'big boss' paket investasi diduga bodong, inisial HA, warga Cianjur.
Mamih Juan ini menjabat salah satu ketua di Sukabumi. "Betul (soal sosok Aeni alias Mamih Juan), kemarin usai membuat surat pernyataan sanggup membayar tempo empat bulan," kata Fi salah seorang konsumen saat ditanya soal status perempuan dalam video tersebut, Rabu (5/8/2020).
Fi membenarkan video itu dibuat pada Selasa (4/8) kemarin saat ramai konsumen investasi paket yang mendatangi rumah Mamih Juan di Cieunder, Kecamatan Sukalarang, Sukabumi. Sebagaimana dilihat detikcom, dalam klarifikasi video tersebut Mamih Juan meminta semua yang datang untuk berkepala dingin menyikapi permasalahan.
"Nanti surat pernyataan itu juga di wakilkan, jadi pake kepala dingin, perwakilannya siapa. Saya juga minta tolong Pak Wahid yang argumennya lebih enak, saya juga minta maaf ke bapak kapolsek karena tidak tahu kejadiannya akan seperti ini. Karena kalau meeting-meeting biasa enggak seperti ini keadaannya, tidak memanas," kata Mamih Juan dalam video tersebut.
Dalam pernyataan yang lain, Mamih Juan juga mengaku sebagai korban dari permasalahan itu. Saat ini ia mengaku kewalahan karena banyaknya pesan yang masuk ke ponselnya.
"Bukan tidak mau menghadapi kalian, sekali WA masuk itu 2.000, jempol saya cuma dua. Saya juga memperjuangkan kalian pergi dari tanggal 27 sampai hari ini biar dapat jawaban. Nah itu jawabannya, kalau kalian meminta pertanggungjawaban ke saya, jujur saya juga korban," tutur Mamih Juan.
Ia mengungkapkan beberapa asetnya yaitu rumah dan mobil sudah digadaikan untuk menutupi paket kurban dan pertanggungjawaban soal paket lebaran. Mamih Juan menegaskan bukan tidak mau bertanggung jawab kepada konsumen.
"Pertama juga saya tidak memasarkan, kalian sendiri yang datang. Kalau sudah tau bodong misalkan, kenapa menyalahkan saya. Kalau tahu mau seperti ini kenapa ikutan, saya juga tidak mengajak. Saya tidak mau menyalahkan siapa yang harus disalahkan, cuma minta waktu kepada saya, kepada teman-teman ketua perwakilan dari reseller itu penyelesaiannya seperti apa," tutur Mamih Juan.
Menanggapi ucapan ketuanya tersebut, Fi mengatakan apa yang terlihat berbeda ketika program investasi paket masih dijalankan oleh Mamih Juan. Fi berharap mereka yang berstatus ketua juga diselidiki aliran dananya.
"Korban yang berstatus konsumen yang saya tahu belasan ribu. Jangan ketua juga tiba mengatakan jadi korban dari permasalahan sekarang," ucap Fi.