Berita di Jawa Barat hari ini dibuka dengan kabar meninggalnya Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di RS Santosa Bandung pada Rabu (22/7/2020) pukul 05.20 WIB.
Di Garut seorang istri tewas dicekik suami, setelah sempat mengikuti pesta miras oplosan. Sementara itu, polisi mulai menemukan titik terang kasus kematian Anjanii Bee, wanita cantik bertato yang jasadnya ditemukan di dalam parit.
Apa saja yang terjadi di Jabar hari ini? berikut ulasannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekolah Gelar KBM Tatap Muka Dibubarkan Satpol PP
Satpol PP Kota Bandung melalui Unit Satpol PP Kecamatan Rancasari membubarkan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di SD Asy-Syifa Margahayu, Kota Bandung, Rabu (22/7/2020) pagi.
"Iya betul, sama tramtib Satpol PP Kecamatan Rancasari," kata Kasatpol PP Kota Bandung Rasdian via sambungan telepon.
Rasdian mengungkapkan sektor pendidikan, baik negeri atau swasta di Kota Bandung, belum direlaksasi di tengah pandemi Corona atau COVID-19. "Kita imbau sekolah di Kota Bandung untuk ikuti protokol kesehatan. Jangan sampai belum ada instruksi, malah dilaksanakan," ucapnya.
"Sementara belum dibolehkan proses belajar mengajar," kata Rasdian menegaskan.
Karena belum direlaksasi, KBM tatap muka di sekolah tersebut dibubarkan personel Satpol PP. "Memang sanksinya tidak ada, paling kita hanya melakukan pembubaran agar tidak terjadi kerumunan," ujarnya.
Selain itu, Rasdian meningkatkan kepada warga Kota Bandung tetap menjaga protokol kesehatan dan melakukan physical distancing. "Itu, intinya juga masker harus digunakan," ujar Rasdian.
Tonton video 'Identitas Terungkap, Perempuan Bertato 'Burung Hantu' Dimakamkan':
Suami Cekik Mati Istri Usai Pesta Miras Oplosan
NF (17) perempuan asal Garut dicekik hingga mati oleh suaminya sendiri SS (20). Sebelum kejadian nahas tersebut, keduanya sempat pesta miras oplosan bareng.
Kasat Reskrim Polres Garut AKP Maradona Armin Mappaseng membenarkan hal tersebut. "Selasa malam sekitar pukul 21.30 WIB, pelaku inisial SS ini bersama korban sempat minum miras bareng," kata Maradona kepada wartawan, Rabu (22/7/2020).
Maradona mengatakan, berdasarkan keterangan SS, mereka miras oplosan yang berisi alkohol 70 persen yang dicampur minuman berenergi.
"Setelah itu keduanya terlibat cekcok hingga akhirnya terjadi pembunuhan," katanya.
NF tewas setelah dicekik SS. Kejadian tersebut terjadi Rabu dini hari tadi sekira pukul 01.30 WIB di Kampung Maleer, Banyuresmi, Garut.
Jasad NF kemudian dievakuasi ke RSUD dr. Slamet Garut. Sedangkan SS diamankan polisi beberapa saat setelah kejadian berlangsung.
"Ada beberapa barang bukti yang kita amankan. Salah satunya botol berisi minuman keras oplosan," tutup Maradona.
Titik Terang Kasus Anjanii Bee
Kasus pembunuhan sadis terhadap Intan Marwah Sofiyah alias Anjanii Bee masih menjadi teka-teki. Saat ini polisi tengah memburu pria misterius yang bertemu dengan Anjanii.
Kapolres Cimahi AKBP M Yoris Maulana Yusuf Marzuki mengaku mendalami informasi Anjanii Bee sempat janjian dengan seorang pria. Perjumpaan itu dikabarkan sehari sebelum Anjanii ditemukan tewas. Kemudian dilakukan penyelidikan ke lokasi yang ternyata berada di depan hotel di Bandung.
Pihaknya mengecek daftar tamu yang menginap tepat pada hari Anjanii bertemu dengan sosok pria misterius tersebut. Apa temuan polisi?
"Kita sudah cek semua kamar hotel. Bahkan kita periksa satu-satu daftar tamu yang menginap di hari itu dan hari sebelumnya. Tapi enggak ada yang mengarah ke terduga lelaki yang kami kejar," katanya.
Pihaknya menduga lelaki itu hanya menunggu di depan hotel. Sementara itu, Anjanii Bee memesan ojek online dan minta diantar ke alamat hotel tersebut berada.
"Mungkin hotel itu hanya tempat janjian, itu pun sebetulnya tidak tepat di depan hotel, ada jarak beberapa puluh meter lagi. Tapi info sekecil apa pun langsung kita tindak lanjuti untuk mengungkap kasus ini," ucap Yoris.
Sebelumnya, wanita bertato burung hantu asal Subang ini ditemukan di parit depan hotel di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (5/3) lalu. Saat ditemukan, tubuhnya tanpa busana dan hanya ditutupi kain seprai.
Warga Mandi Pakai Air Tinja
Ratusan warga di Desa Cisalak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, memanfaatkan air sungai bercampur tinja untuk mandi hingga mencuci beras. Kekeringan selama dua bulan terakhir akibat jebolnya irigasi Sungai Cikondang, membuat warga terpaksa menggunakan air kotor tersebut.
Tak sedikit warga yang mengalami gatal-gatal hingga diare. Dari penelusuran detikcom, ada beberapa kampung yang terdampak kekeringan. Terparah di Kampung Cisalak Hilir, sekitar 200 keluarga yang terdampak.
"Mau bagaimana lagi, sumur kering. Kolam apalagi. Meskipun kotor, kadang juga ada tinja saat digunakan mandi, 200 keluarga di kampung ini tetap menggunakan air sungai yang ditampung di kolam ukuran 5x3 meter untuk mandi dan mencuci," ucap Ketua RT 1 E Supardi kepada detikcom, Rabu (22/7/2020).
Aliran Sungai Cikondang ke wilayah itu tampak sudah surut. Hanya terlihat aliran kecil dengan warna air yang sudah kotor. Bahkan di beberapa titik, air sudah menghijau hingga hitam dan mengeluarkan aroma tak sedap.
Di tengah sungai, warga membuat aliran kecil agar air bisa tetap mengalir hingga ke hilir, meskipun dengan debit seadanya. Untuk menampung air itu, warga membuat kolam kecil di tepian anak sungai yang digunakan untuk kebutuhan mandi, mencuci pakaian, hingga mencuci beras.
Mau bagaimana lagi, sumur kering. Kolam apalagi. Meskipun kotor, kadang juga ada tinja saat digunakan mandi.
Meskipun sangat kotor dan tidak layak, apalagi sepanjang aliran itu juga dipenuhi kotoran dari sanitasi rumah warga yang dialirkan ke sungai tersebut, mereka tetap menggunakannya lantaran tak ada sumber air lainnya.
Untuk sampai ke kolam penampungan ini tidak mudah. Warga harus berjalan sekitar 500 meter menyusuri area sawah. Aksesnya akan lebih sulit ketika malam hari. Walaupun sudah dipasang lampu, tetap berisiko munculnya ular ataupun hewan liar lainnya.
"Dipakainya tidak hanya siang, tapi saat malam hari juga," kata Supardi.
Menurutnya, kondisi itu sudah terjadi sejak tahun lalu. Tepatnya setelah irigasi di Sungai Cikondang Jebol. Untuk tahun ini, dua bulan terakhir warga kembali mengalami kekeringan.
"Tahun-tahun sebelumnya, tidak pernah kekeringan meski musim kemarau. Mulai tahun lalu ada kekeringan. Kalau tahun ini sudah dua bulan tak ada air, penyebabnya masih sama, irigasi yang jebol. Makanya warga terpaksa memanfaatkan air yang ada meskipun kotor dan bisa menimbulkan penyakit," tutur Supardi.
Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningratsaat Wafat
Mata Putra Mahkota Kesultanan Kasepuhan Cirebon PRA Luqman Zulkaedin berkaca-kaca saat menceritakan momen terakhir bersama ayahnya Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningratsaat di rumah sakit. Dia setia menjaga ayahnya hingga akhirnya meninggal.
Luqman selalu membisikan kalimat-kalimat tauhid saat ayahnya dirawat di ruang ICCU RS Santosa, Kota Bandung.
"Saat beliau terbaring di ICCU, saya turut menemani dan terus mengucapkan lafaz Allah ke beliau. Sampai beliau menghembuskan nafas terakhirnya," kata Luqman kepada awak media di komplek pemakaman Astana Gunung Sembung, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa barat, Rabu (22/7/2020).
Sehari sebelum wafat, Luqman mengatakan ayahnya masih bisa berkomunikasi dengan keluarga, tepatnya pada Selasa (21/7/2020) sekitar pukul 12.00 WIB. Dua jam setelah berkomunikasi dengan keluarga, kondisi Arief semakin menurun. Hingga akhirnya, Arief harus mendapat perawatan di ICCU sekitar pukul 16.00 WIB.
"Hari Selasa beliau ngedrop (kondisi kesehatan menurun). Sempat mengobrol dengan keluarga. Mudah-mudahan diterima di sisi Allah," kata Luqman.
Arief dinobatkan sebagai Sultan Sepuh XIV pada tahun 2010, setelah ayahnya Sultan Sepuh XIII PRA Mualana Pakuningrat mangkat.
"Baru 10 tahun, tapi keraton maju dan berkembang. Kita harus terus melestarikan adat dan tradisi. Jangan sampai tradisi turun-temurun tidak dilestarikan," katanya.
Lebih lanjut, Luqman menceritakan tentang riwayat kanker usus yang diderita ayahnya. Pada tahun 2016, kata Luqman, ayahnya menjalani pemotongan usus pertama. Dua tahun kemudian, usus Arief kembali dipotong.
Rombongan Pelajar Cianjur Kecelakaan di Garut, 2 Orang Tewas
Rombongan pelajar SMKN 1 Cianjur mengalami kecelakaan tunggal di jalur Pantai Selatan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dua orang tewas akibat kejadian tersebut.
Insiden kecelakaan itu berlangsung Rabu (22/7/2020) siang, pukul 11.15 WIB. Kasat Lantas Polres Garut AKP Asep Nugraha mengatakan kejadian ini bermula saat mobil bak terbuka nomor polisi F-8719-YD yang mengangkut 15 orang melaju dari arah Pameungpeuk menuju Caringin.
Saat melintas di lokasi, dengan kontur jalan lurus dan datar, sopir bernama Eriz diduga hilang kendali. "Mobil kemudian menabrak sebuah pohon ketapang yang ada di pinggir jalan," kata Asep.
Dua dari 15 orang penumpang mobil meninggal dunia. Keduanya adalah Gymnastyar (17) dan Alda (17). Mereka diketahui merupakan pelajar di SMKN 1 Cianjur.
"Korban meninggal dunia dua orang, luka ringan satu," ujar Asep.
Para korban kemudian dievakuasi ke tempat pusat kesehatan masyarakat setempat. Polisi yang mengetahui kejadian tersebut langsung mendatangi lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara.
"Akibat kejadian tersebut, kendaraan juga mengalami kerusakan," kata Asep.