Miris! Warga Cianjur Pakai Air Bercampur Tinja untuk Mandi-Cuci Beras

Miris! Warga Cianjur Pakai Air Bercampur Tinja untuk Mandi-Cuci Beras

Ismet Selamet - detikNews
Rabu, 22 Jul 2020 15:54 WIB
Warga Cianjur Mandi-Cuci Beras dengan Air Bercampur Tinja
Air kotor di tempat ini digunakan warga untuk mandi dan mencuci beras. (Foto: Ikbal Selamet/detikcom)
Cianjur -

Ratusan warga di Desa Cisalak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, memanfaatkan air sungai bercampur tinja untuk mandi hingga mencuci beras. Kekeringan selama dua bulan terakhir akibat jebolnya irigasi Sungai Cikondang, membuat warga terpaksa menggunakan air kotor tersebut.

Tak sedikit warga yang mengalami gatal-gatal hingga diare. Dari penelusuran detikcom, ada beberapa kampung yang terdampak kekeringan. Terparah di Kampung Cisalak Hilir, sekitar 200 keluarga yang terdampak.

"Mau bagaimana lagi, sumur kering. Kolam apalagi. Meskipun kotor, kadang juga ada tinja saat digunakan mandi, 200 keluarga di kampung ini tetap menggunakan air sungai yang ditampung di kolam ukuran 5x3 meter untuk mandi dan mencuci," ucap Ketua RT 1 E Supardi kepada detikcom, Rabu (22/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aliran Sungai Cikondang ke wilayah itu tampak sudah surut. Hanya terlihat aliran kecil dengan warna air yang sudah kotor. Bahkan di beberapa titik, air sudah menghijau hingga hitam dan mengeluarkan aroma tak sedap.

Di tengah sungai, warga membuat aliran kecil agar air bisa tetap mengalir hingga ke hilir, meskipun dengan debit seadanya. Untuk menampung air itu, warga membuat kolam kecil di tepian anak sungai yang digunakan untuk kebutuhan mandi, mencuci pakaian, hingga mencuci beras.

ADVERTISEMENT
Warga Cianjur Mandi-Cuci Beras dengan Air Bercampur TinjaWarga menujukan kondisi air kotor. (Foto: Ikbal Selamet/detikcom)
Mau bagaimana lagi, sumur kering. Kolam apalagi. Meskipun kotor, kadang juga ada tinja saat digunakan mandi.Ketua RT 1 E Supardi

Meskipun sangat kotor dan tidak layak, apalagi sepanjang aliran itu juga dipenuhi kotoran dari sanitasi rumah warga yang dialirkan ke sungai tersebut, mereka tetap menggunakannya lantaran tak ada sumber air lainnya.

Untuk sampai ke kolam penampungan ini tidak mudah. Warga harus berjalan sekitar 500 meter menyusuri area sawah. Aksesnya akan lebih sulit ketika malam hari. Walaupun sudah dipasang lampu, tetap berisiko munculnya ular ataupun hewan liar lainnya.

"Dipakainya tidak hanya siang, tapi saat malam hari juga," kata Supardi.

Menurutnya, kondisi itu sudah terjadi sejak tahun lalu. Tepatnya setelah irigasi di Sungai Cikondang Jebol. Untuk tahun ini, dua bulan terakhir warga kembali mengalami kekeringan.

"Tahun-tahun sebelumnya, tidak pernah kekeringan meski musim kemarau. Mulai tahun lalu ada kekeringan. Kalau tahun ini sudah dua bulan tak ada air, penyebabnya masih sama, irigasi yang jebol. Makanya warga terpaksa memanfaatkan air yang ada meskipun kotor dan bisa menimbulkan penyakit," tutur Supardi.

Menurut Supardi, penggunaan air kotor dalam waktu yang cukup lama membuat warga mulai mengeluhkan gatal-gatal hingga diare.

"Kan airnya kotor, di hukum juga ada yang buang kotoran. Jadi gatal-gatal. Kalau yang diare, biasanya warga yang menggunakan air ini untuk cuci beras," ucapnya.

Supardi berharap ada solusi bagi masyarakat mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. "Minimalnya untuk masak, mencuci beras, dan minum. Kasihan warga, jangan sampai banyak yang sakit kalau terus berkepanjangan," kata Supardi.

Warga Cianjur Mandi-Cuci Beras dengan Air Bercampur TinjaAliran Sungai Cikondang tampak surut. Hanya terlihat aliran kecil dengan warna air yang sudah kotor. (Foto: Ikbal Selamet/detikcom)

Camat Cibeber Ali Akbar membenarkan adanya desa yang mulai mengalami kekeringan. Ali menjelaskan jika irigasi yang jebol saat ini tengah diperbaiki. Pihaknya tengah mengupayakan agar di irigasi tersebut dibuatkan jalur pipa atau penyodetan, sehingga air bisa mengalir ke hilir.

"Kami sedang upayakan agar airnya bisa dialirkan. Masih didiskusikan pola nya seperti apa. Kami juga koordinasi dengan PDAM dan BPBD agar ada bantuan air bersih ke daerah yang mulai alami kekeringan," ujar Ali.

Halaman 2 dari 2
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads