"Kemudian menjamin tidak ada pungli, menjamin tidak ada premanisme, kondusivitas wilayah, dan lainnya," kata Ahmad Luthfi dalam keterangan tertulis, Kamis (16/10/2025).
Hal itu diungkapkan olehnya saat bertemu dengan sejumlah pengusaha keturunan Tionghoa di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang, hari ini. Acara tersebut turut dihadiri oleh Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Indonesia Tionghoa (Perpit) Jateng, Siek Siang Yung.
Dia menjelaskan langkah itu dilakukan bertujuan agar para pengusaha nyaman dalam berinvestasi di Jawa Tengah.
"Tenaga kerja kami juga kompetitif dibandingkan daerah lain. Ini adalah jaminan yang kami berikan agar pengusaha nyaman dalam berinvestasi di Jawa Tengah, sehingga perekonomian dapat ditingkatkan," tuturnya.
Dia menjelaskan realisasi investasi di Jawa Tengah sampai kuartal III 2025 sudah mencapai Rp 57 triliun.
"Sebanyak 65% investasi didominasi oleh penanaman modal asing (PMA), sisanya merupakan penanaman modal dalam negeri," tutupnya.
(akd/akd)