Dunia Hari Ini: Gelombang Panas Terjang Eropa Barat, Catat Rekor Terpanas

ABC Australia - detikNews
Selasa, 01 Jul 2025 14:31 WIB
Warga menikmati kipas angin di Roma untuk membantu mengatasi panas (Reuters: Remo Casilli)
Jakarta -

Selamat menyambut hari pertama di bulan ketujuh tahun ini!

Kami merangkum sejumlah berita dari berbagai negara, supaya Anda mudah mengikuti perkembangan Dunia Hari Ini.

Edisi Selasa, 1 Juli 2025, dibuka dengan informasi dari Eropa.

Gelombang panas melanda Eropa

Suhu di beberapa negara di Eropa melonjak naik, memicu kebakaran hutan, penutupan sekolah, hingga mencetak rekor suhu terpanas.

Dari Inggris hingga Jerman, pihak berwenang bergulat dengan gelombang panas, yang bisa mencapai 5 hingga 10 derajat Celsius lebih panas dari biasanya.

Kebakaran hutan di Turki memaksa lebih dari 50.000 orang dievakuasi dari lima wilayah di provinsi barat Izmir.

"Satu-satunya cara kita akan mengurangi pemanasan planet kita di masa mendatang … adalah mengurangi emisi gas rumah kaca yang cepat dan mencapai emisi nol secepat mungkin", kata Samantha Burgess dari lembaga Uni Eropa.

Serangan Israel tewaskan 58 orang

Sebuah kafe di tepi pantai dan empat sekolah menjadi target serangan Israel, saat mereka mengatakan ingin mengintensifkan serangannya terbarunya melawan Hamas di Gaza.

58 orang tewas hari Senin kemarin, sebagian besar dari 13 orang terkena tembakan.

Tetapi penduduk juga melaporkan ada serangan udara, yang menewaskan 20 orang, termasuk perempuan, anak-anak, dan seorang jurnalis, yang sudah dikonfirmasi petugas medis.

Militer Israel mengatakan mereka menyerang target militan di Gaza utara, termasuk pusat komando dan kendali, setelah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko melukai warga sipil.

Iran tak akan jamin keselamatan inspektur nuklir

Iran mengatakan jumlah korban tewas resmi akibat perang 12 hari dengan Israel menjadi 935 orang tewas, termasuk 38 anak-anak dan 132 perempuan, berdasarkan data forensik terbaru.

Sementara itu juru bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baghaei mengatakan Iran belum bisa menjamin keselamatan para inspektur nuklir dari lembaga atom internasional atau IAEA.

"Bagaimana mereka mengharapkan kita memastikan keselamatan dan keamanan para inspektur lembaga, saat fasilitas nuklir damai Iran diserang?" katanya.

Akhir pekan lalu, sebuah surat kabar garis keras Iran mengatakan bos Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi harus diadili dan dieksekusi sebagai agen Israel.

Menteri Luar Negeri Abbas Araqchi mengatakan Rafael tidak diterima di Iran, karena telah melakukan "tindakan jahat" dan "kelakuannya tidak dapat kami terima."

Amerika Serikat cabut visa duo rap ternama

Pemerintahan Donald Trump mencabut visa duo rap Inggris Bob Vylan setelah mereka menyerukan kematian bagi militer Israel saat tampil di festival musik Glastonbury.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer termasuk di antara mereka yang mengecam penampilan Bobby Vylan saat mengajak penonton untuk meneriakkan "death, death to IDF", merujuk pada pasukan militer Israel, akhir pekan kemarin.

Senin kemarin, lembaga penyiaran publik di Inggris, yang menyiarkan festival musik tersebut, mengeluarkan permohonan maaf karena membiarkan siaran langsung dengan muatan "sentimen antisemit" yang "sama sekali tidak dapat diterima".

"Tim [kami] sedang menghadapi siaran langsung tapi … kami seharusnya menghentikan siaran langsung tersebut," kata BBC dalam sebuah pernyataan

Lihat juga Video 'Gelombang Panas Terjang China, Para Lansia Berlindung di Bunker':




(ita/ita)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork