Pengubur bungkusan kain kafan misterius berisi bangkai ayam, mantra hingga foto perempuan di makam Bakalan Krapyak, Kaliwungu, Kudus sampai saat ini masih diselidiki polisi. Terkini, perempuan YF (19) yang namanya ada di dalam kertas mantra itu diketahui trauma.
Kakak YF, DA menyebut adiknya hingga saat ini belum kembali bekerja. DA menyebut adiknya itu juga sedih saat tahu namanya ditemukan di kertas mantra.
"Ya, orangnya belum bekerja. Belum aktif, karena masih trauma," kata kakak kandung YF, DA saat ditemui di kediamannya di Kecamatan Gebog, Kudus, Selasa (23/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, DA bercerita jika adiknya itu juga sempat menangis. Terlebih, adiknya itu juga mendengar dirinya disebut sebagai anak punk.
"Dengar kabar itu (soal makam dan diberitakan anak punk) langsung nangis. Takutnya kalau di-bully. Pokoknya sudah klarifikasi saya mohon ditutup," terang DA.
DA pun meluruskan adiknya bukan anak punk seperti yang disebutkan. Dia menyebut adiknya jarang pulang karena kerap menginap di rumah kakeknya yang tinggal di Desa Bakalan Krapyak.
"Adik saya bukan seperti dikatakan kemarin (bukan sering kumpul sama anak punk dan bukan anak punk). Adik bekerja setiap hari. Tidak pernah tidur di rumah tapi tidur di rumah kakeknya, kadang tidur di rumah kadang sering tidur di rumah mbahnya," ujarnya.
DA juga menegaskan adiknya berperilaku baik dan tidak memiliki masalah dengan siapapun. Dia juga sudah mengikhlaskan dan tidak mau memperpanjang masalah meski nama adiknya yang tercantum di kertas yang diduga mantra di bungkusan kain kafan yang terkubur di makam Bakalan Krapyak itu.
"Tidak ada masalah dengan orang lain. Ia berperilaku baik. Setelah klarifikasi ini masalah ini, masalah di makam sudah diikhlaskan. Sudah tidak perpanjang lagi," ujar DA.
Sementara itu, teka-teki pengubur sembilan bungkusan kain kafan misterius itu mulai menemui titik terang. Petugas makam mengaku sempat melihat sekelompok orang masuk ke area makam Sedioluhur, Kudus, pada Senin (15/6) dini hari.
"Sebelumnya yang tahu saksinya Pak RT. Setelah ada kejadian to, iku aku duduk kono (waktu saya duduk, di sana lokasi penguburan bungkusan misterius) diberitahu bahwa ada orang masuk bawa mobil Katana, ada tiga orang, usung-usung sak (menggotong karung)," ujar Taufik saat ditemui detikcom di Makam Sedioluhur, Sabtu (20/6).
Taufik bercerita rombongan itu tampak mengendarai sepeda motor dan satu mobil. Dia mengaku tidak hapal persis jumlah rombongan tersebut, namun ada seorang dari rombongan yang masuk pertama kali ke area makam. Dia pun menduga orang itu mencari lokasi untuk mengubur sembilan bungkusan itu.
Baru selang beberapa waktu kemudian, rombongan lain masuk ke makam. Taufik mengaku tidak menaruh curiga dengan hal tersebut. Sebab, banyak pengunjung yang berziarah pada malam hari.
"Setelah dapat lokasinya pasukannya datang. Jumlahnya ndak tahu. Pokoknya ada orang masuk ke makam saat itu. Dikira (saya) mungkin orang ziarah, soalnya biasanya kerep ngertos (sering mengetahui) orang ziarah saat malam hari, maka dibiarkan," jelas Taufiq.
Hingga pada akhirnya, pada Kamis (18/6) sore ada peziarah yang melaporkan bungkusan kain kafan sepanjang 30 cm. Terlebih, bungkusan kain kafan misterius itu berbau menyengat. Berikutnya, dia kemudian curiga atas rombongan itu yang masuk ke makam pada Senin lalu.
"Hingga Kamisnya baru ketahuan itu, ketika ada orang ziarah ke makam keluarga," ujarnya.
Diwawancara terpisah, Kepala Desa Bakalan Krapyak Kecamatan Kaliwungu, Susanto mengaku sudah mendapatkan cerita yang sama dari laporan yang diterimanya dari warga yang ronda malam. Warga juga melihat rombongan yang masuk ke area makam itu membawa karung.
"Dari laporan yang jaga kamling ada orang mencurigakan jam 23.00 ke atas (Minggu (17/8) malam. Ada mobil Katana dan sepeda motor tiga. Waktu ceritanya melihat mengeluarkan karung. Selang beberapa waktu kemudian bablas. Motor tiga (orang) berboncengan kemudian di mobil ada tiga orang. Kemungkinan ada sembilan orang," jelasnya.
Meski begitu dia mengaku belum tahu secara pasti yang menaruh bungkusan tersebut. Dia pun menyerahkan kasus ini ke polisi.
"Belum tahu ya. Kita juga melihat perkembangan dari kepolisian," ujar Susanto.
Aparat desa pun berencana untuk memasang CCTV di sekitar area makam tersebut. Selain itu, akses pintu masuk pengunjung pun bakal dibatasi dan akan ada pembagian shift jaga di makam Sedioluhur itu.
Terpisah, polisi masih menyelidiki pengubur bungkusan kain kafan misterius di makam Kudus tersebut. Sejumlah saksi juga sudah dimintai keterangan.
"Belum sementara masih penyelidikan," ujar Kasat Reskrim Polres Kudus AKP Agustinus David saat dimintai konfirmasi detikcom pada Senin (22/6).