"Sebenarnya itu tidak berbahaya. Mungkin gatal ya. Tapi tidak berbahaya," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, Yetty Purwaningsih, Jumat (19/6/2020).
Yetty mengatakan ulat tersebut sebenarnya muncul setiap tahun. Namun ia akui jumlahnya semakin banyak.
"Itu karena musuh alaminya berkurang, burung dan rangrang," tandasnya.
Meski demikian pihaknya ingin memastikan jenis ulat tersebut. Sampel ulat sudah dikirim ke BBP2TP Jombang.
"Tapi ditengarai ulat jenis Spodoptera Litura. Ulat ini keluar pagi dan siang berkoloni, kalau malam naik pohon cari makan," terangnya.
Untuk mencegah meledaknya populasi, dinas berjanji akan melakukan penyemprotan. "Senin lah kita upayakan penyemprotan," pungkasnya.
Seminggu terakhir warga Desa Gajahrejo resah dengan keberadaan ulat hijau. Ribuan ulat menempel di pohon dan merambat ke rumah-rumah. Ulat juga merusak pohon-pohon kenanga dengan memakan daunnya. (iwd/iwd)