Warga Desa Gajahrejo, Riana, menuturkan teror hewan yang dikenal dengan sebutan ulat serit itu mengganggu warga. Selain gatal bila tersentuh kulit, juga membuat lingkungan kotor.
"Ulat banyak di pohon-pohon, terutama kenanga. Pohon jadi rusak," kata perempuan berusia 50 tahun ini, Jumat (19/6/2020).
![]() |
Selain di pohon, ulat juga menempel di rumah-rumah. Sehingga warga harus sering membersihkannya.
"Tiap saat harus dibersihkan biar nggak banyak," ungkapnya.
Kepala Desa Gajahrejo, Kasiyanto, mengatakan populasi ulat hijau bertambah banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Ribuan ulat hijau itu merusak pohon dan memakan daun-daun kenanga.
"Ulat ini sebenarnya setiap tahun ada, tapi sekarang jumlahnya sangat banyak," ungkap Kasiyanto.
Ia mengaku sudah melaporkan ke dinas terkait agar dilakukan penyemprotan. "Sudah lapor. Kami masih menunggu tindakannya," pungkas Kasiyanto. (iwd/iwd)