Ketua Gugus Tugas Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi menyebut pihaknya telah melaporkana ke Dinkes Surabaya. Dari laporan itu, nantinya keluarga DW akan ditracing dan kesehatannya akan dipantau.
"Keluarganya, kami sudah lapor ke Dinkes. Nanti Dinkes mentracing itu. Nah ini nanti kalau belum, kami akan mentracing," kata Joni kepada wartawan, Kamis (11/6/2020).
Menurut Joni, tak hanya keluarga, rekan-rekan DW yang ikut menjemput dan memakamkan jenazah tanpa protokol COVID-19 juga akan ditracing.
"Iya semuanya. Makanya. Kami sudah lapor ke sana (Dinkes). Karena setiap kematian harus dilaporkan ke puskesmas yang terdekat yang melakukan itu," tambahnya.
"Tapi kami akan pantau kalau memang flu berat akan kami lakukan (Rapid test)," tambah Joni.
Meski sudah dilaporkan, namun pria yang juga Dirut RSU Soetomo mengimbau agar tidak melaksanakan rapid test terlebih dahulu kepada keluarga dan rekan-rekannya. Sebab, jika ada yang tertular, virus diperkirakan belum bisa terdeteksi.
"Rapid test itu kalau kita tertular pasti negatif. Tunggu dulu beberapa hari. Kalau tak ada gejala ya tak masalah. Kalau ada gejala segera. Tapi ada baiknya ada atau tidak dalam satu minggu atau 10 hari di-rapid test," jelasnya.
"Kalau sekarang ketularan dan langsung di-rapid test ya ndak akan keluar. Makanya kami imbau untuk sementara jaga diri baik-baik, jangan ke mana-mana dulu," tandasnya.
Sebelumnya, driver Ojol di Surabaya, DAW (39) meninggal dan dimakamkan tanpa protap COVID-19. Kini terungkap bahwa almarhumah yang sebelumnya jatuh karena jadi korban jambret dan akhirnya meninggal, ternyata positif Corona. (fat/fat)