Salah Paham Anggota Dewan Dikira Menolak Disemprot Disinfektan

Round-Up

Salah Paham Anggota Dewan Dikira Menolak Disemprot Disinfektan

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 23 Apr 2020 07:06 WIB
Viral anggota DPRD Sulsel mengamuk karena menolak disemprot disinfektan (Screenshot video viral)
Foto: Viral anggota DPRD Sulsel mengamuk karena menolak disemprot disinfektan (Screenshot video viral)
Makassar -

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Selatan (DPRD Sulsel) A Edy Manaf mendadak jadi pemberitaan media. Video Edy saat bersitegang dengan petugas Satgas COVID-19 Bantaeng jadi pemicunya.

Cekcok diduga bermula saat Edy menolak mengikuti arahan petugas. Video berdurasi 1 menit 13 detik tersebut tersebar di media sosial (medsos).

Awalnya petugas Satgas COVID-19 Bantaeng meminta Edy dan orang yang ada di mobilnya turun untuk penyemprotan antiseptik. Mobil yang ditumpangi Edy diarahkan petugas memasuki rest area Posko COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sesuai dengan protap yang diterapkan, mobil itu diarahkan untuk memasuki rest area posko COVID-19, untuk disemprot antiseptik," ujar Kepala Puskesmas Bissappu, dr Nurfatmiyanti Gani, kepada wartawan, Selasa (21/4/2020).

Nurfatmiyanti mengungkapkan saat itu Edy menolak disemprot antiseptik. Dari sini kemudian terjadi adu mulut antara Edy dan petugas.

ADVERTISEMENT

Nurfatmiyanti menyebut penyemprotan antiseptik dilakukan sebagai protap untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona. Penyemprotan berlaku bagi semua orang yang melintas di Kabupaten Bantaeng. Tak hanya antiseptik, petugas posko juga menyemprotkan disinfektan bagi setiap kendaraan roda dua ataupun roda empat.

Pihak Gugus Tugas COVID-19 Bantaeng pun menjelaskan insiden tersebut terjadi karena ada miskomunikasi antara sang anggota dewan dan petugas.

"Intinya sebenarnya miskomunikasi saja, mungkin dari kami juga penyampaian-penyampaiannya, bukan hanya beliau ya, tetapi kepada seluruh pengguna jalan yang melintas di Kabupaten Bantaeng. Itu yang kami lakukan evaluasi supaya tidak ada kesalahpahaman lagi antara tim kami dengan pengendara yang melintas," ujar Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Bantaeng, dr Andi Ihsan, kepada wartawan, Selasa (21/4).

Dia menjelaskan sang anggota dewan awalnya sedang melintas di wilayahnya sehingga diarahkan oleh petugas ke posko penyemprotan disinfektan di area perbatasan Bantaeng-Jeneponto. Penyemprotan disinfektan dilakukan kepada mobil Edy Manaf dan para pengendara lainnya. Setelah itu, petugas akan menyemprotkan antiseptik kepada para warga yang ada di dalam kendaraan.

Hanya saja Edy Manaf mengira akan disemprot cairan disinfektan, bukan cairan antiseptik. Alhasil, terjadi keributan dengan para petugas Gugus Tugas COVID-19 Bantaeng. Kendati demikian, Ihsan mengklaim pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Edy Manaf dan tidak ada masalah lagi.

Foto: Viral anggota DPRD Sulsel mengamuk karena menolak disemprot disinfektan (Screenshot video viral)

"Yang beliau pahami yang kami baca di media itu tidak bisa dilakukan disinfektan kepada manusia, sementara yang kami lakukan bukan disinfektan kepada manusia, tetapi penyemprotan antiseptik kepada manusia," terangnya.

Penjelasan Edy Manaf

Edy Manaf menjelaskan soal insiden penyemprotan disinfektan terhadap dirinya di Kabupaten Bantaeng yang viral di medsos. Edy menegaskan tidak benar jika disebut dirinya mengamuk dan menolak disemprot disinfektan.

Video Anggota DPRD Sulsel Tolak Mobilnya Disemprot Disinfektan:

"Jadi memang salah itu kalau disebut saya tidak mau disemprot, jadi ceritanya begini, saya ceritakan dari A sampai Z tanpa ada yang kurang dan lebih," kata Edy kepada detikcom, Rabu (22/4).

Edy menjelaskan, awalnya dia melakukan perjalanan dari Kabupaten Jeneponto menuju Kabupaten Bulukumba. Saat melintasi Bantaeng, dia mengikuti prosedur pemeriksaan dan pengecekan virus Corona yang dilakukan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bantaeng.

"Jadi (Senin, 20/4) sekitar setengah 4--pukul 15.30 Wita--kendaraan masuk ke situ (posko pemeriksaan dan pengecekan COVID-19 Bantaeng). Mobil saya ikut arus semua mobil yang masuk ke sana. Jadi ada dua terowongan. Saya lihat terowongan yang satu ini banyak mobil pikap yang itu membawa orang penuh di belakangnya. Saya kemudian ambil kiri (ke terowongan lainnya) ikut ke mobil Avanza putih kalau tidak salah," ujarnya.

Menurut Edy, kendaraannya langsung disemprot cairan disinfektan sesaat setelah memasuki terowongan pemeriksaan. Setelah mengikuti protap penyemprotan, kendaraannya lalu berjalan perlahan.

Setelah kendaraannya disemprot, Edy kemudian hendak melanjutkan perjalanan menuju Bulukumba. Namun, seketika terdengar teriakan seorang ibu petugas COVID-19 Bantaeng melalui pengeras suara, seluruh penumpang diminta turun dari mobil.

"Saya sempat turun, samperin bapak (salah seorang petugas), 'Pak, saya cuma mau lewat di jalan poros dan tidak singgah di Bantaeng'. Pikiran saya gitu, jalan yang kami mau lewati di Bantaeng ini kan jalan (poros) negara, biasanya kan kalau jalan negara kan pemeriksaannya itu kan pakai suhu tubuh, itu di setiap posko-posko," jelasnya.

Namun seorang ibu petugas COVID-19 Bantaeng itu disebutnya tetap berteriak menggunakan pengeras suara meminta penumpang mobil, termasuk Edy, turun dari mobil dan disemprot cairan disinfektan. Pada saat bersamaan, Edy melihat gerombolan penumpang mobil pikap turun dan melintas di depan kendaraannya. Mereka mengantre untuk disemprot cairan disinfektan.

"Jadi saya turun juga, saya pikir, 'Wah bahaya ini karena bergerombol' karena yang di atas mobil pikap itu ada yang tidak pakai masker segala, siapa yang tahu kalau ada yang terpapar (Corona) di situ," ucapnya.

Edy lalu memberhentikan salah seorang petugas yang hendak menyemprot dirinya menggunakan cairan disinfektan. Edy mempertanyakan cairan apa yang dipakai untuk menyemprot penumpang mobil, termasuk dirinya. Edy juga mempersoalkan penyemprotan yang dilakukan terhadap penumpang kendaraan dengan cara bergerombol dan tidak ada jarak.

"Saya bilang ke salah satu petugas, 'Pak, sesuai protap, jangan gini semprotnya'. Baru semprotnya dia pakai itu (alat penyemprot biasa) dia tidak pakai kayak terowongan untuk manusia yang disemprot, ini pakai alat semprot biasa dengan bergerombol di depan saya," paparnya.

"Jadi saya larang, saya bilang, 'Sesuai protap, jangan kayak begini, terus yang mau kau semprot ini apa, cairan disinfektan atau cairan apa', ini kan tidak sesuai standar WHO," lanjutnya.

Aksi Edy ini dinilai telah melawan petugas. Akhirnya petugas yang menggunakan pengeras suara berteriak dengan menyebut Edy telah melawan petugas, dan sejumlah petugas COVID-19 Bantaeng keluar menemui Edy.

"Datanglah orang keluar dari tempat itu, mungkin petugas lain yang lagi istirahat karena dia dengar itu suara berteriak-teriak, menyebarlah. Terus kemudian ada yang langsung menendang drum, ada langsung yang pukul mobil," ungkapnya.

Terjadilah keributan seperti yang terekam dalam video viral. Edy pun mempertanyakan perekam video yang menyebut dirinya mengamuk dan menolak disemprot disinfektan.

"Yang mengamuk siapa? Lihat saja visualnya," tuturnya.

Menurut Edy, saat keributan terjadi dan dirinya diarahkan personel TNI-Polri untuk naik ke mobil, Edy berupaya menemui petugas yang berteriak menggunakan pengeras suara.

"Saya bilang 'Ibu jangan mi pakai pengeras suara'. Eh, tetap dibalas 'Bapak ini melawan'. Terus dia berteriak lagi, 'Siapa pun di sini saya juga anak pejabat'. Saya tetap berusaha datangi, tapi ditarik ke mobil oleh TNI dan polisi. Nah, naik ke mobil adalah yang pukul mobil. Saya bilang sudahlah... daripada ribut," ucapnya.

Halaman 2 dari 2
(jbr/fas)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads