Kehadiran relawan COVID-19 di RS Sayang Bunda Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mendapat penolakan dari warga setempat. Penolakan ini berujung pelemparan batu ke arah RS tersebut.
"Berdasarkan keterangan saksi Saudara Basuki Cahyo selaku koordinator posko relawan COVID-19 dan Syahrul menjelaskan bahwa kejadian pelemparan tersebut terjadi pada hari Selasa tanggal 21 April 2020 sekitar jam 23.30 Wita," kata Kanit Reskrim Polsek Rappocini Iptu Nurtjahyana kepada wartawan di Makassar, Rabu (22/4/2020).
Akibat pelemparan itu, kaca jendela RS Sayang Bunda pecah yang berada di lantai dua. Saat polisi melakukan olah TKP, tidak ditemukan alat atau benda yang digunakan melakukan pelemparan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah diselidiki lebih jauh, pihak kepolisian menyebut awalnya masyarakat sempat berkumpul untuk melakukan aksi protes terhadap relawan COVID-19 yang berada di RS Sayang Bunda. Masyarakat, sebut Nurtjahyana tidak terima terkait keberadaan para relawan.
"Sebelum berdirinya posko tim relawan COVID-19, masyarakat setempat sempat berkumpul di depan RS Sayang Bunda sebagai aksi protes dan tidak terima kalau di tempat tersebut akan dibangun posko relawan penanganan COVID-19," kata Nurtjahyana.
Dia menyebut warga melakukan protes karena menganggap adanya posko relawan dan tenaga medis COVID-19 akan berdampak buruk terhadap masyarakat sekitar.
"Namun telah dimediasi oleh Pak Lurah dan pemerintah setempat dan diberikan penjelasan barulah disetujui," imbuhnya.
Meski sudah di mediasi, Kapolsek Rappocini Kompol Ashari mengatakan pihaknya tetap memburu para pelaku yang melakukan pelemparan batu ke RS tersebut. Selain itu, dia menyebut olah TKP juga telah dilaksanakan oleh petugas kepolisian setempat.
"Kita langsung olah TKP dan mengumpulkan saksi dan mencari pelaku," ungkap Ashari.
Ashari mengatakan RS Sayang Bunda biasanya digunakan oleh para relawan dan tenaga medis untuk beristirahat setelah bekerja melakukan bantuan medis. Dia pun mengakui sempat ada penolakan adanya posko relawan dan tenaga medis yang berdiri di sana.
"Memang diprotes masyarakat karena khawatir jangan sampai jadi penyebaran Corona," sebutnya.