Pasutri yang bekerja sebagai perawat menjadi korban pembacokan di dalam rumah mereka di Kelurahan Munjuljaya, Kabupaten Purwakarta. Dalam insiden berdarah itu, anak pertama mereka turut kena bacokan.
Sementara itu, julukan daerah zero atau nol kasus positif COVID-19 di Jawa Barat yang disandang Kabupaten Tasikmalaya luruh, setelah ditemukannya seorang pemudik dari Bandung yang terinfeksi virus Corona.
Lalu apa saja yang terjadi di Jabar hari ini? berikut ulasannya.
Pemudik asal Bandung jadi Pasien COVID-19 Pertama di Tasikmalaya
Kabupaten Tasikmalaya mengumumkan kasus positif COVID-19 pertama di wilayahnya. Pasien itu merupakan pemudik dari Bandung.
"Hari kita ini umumkan ada satu kasus positif COVID-19 di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Pasien merupakan pemudik asal Bandung yang pulang ke Tasikmalaya dalam keadaan sakit gejala COVID-19, usai jalani dua kali rapid test, pasien kemudian dipastikan positif melalui uji Lab atau hasil test Swab/PCR," kata Heru Suharto, Juru Bicara Gugus Covid 19 Kabupaten Tasikmalaya kepada wartawan di Kantor Bupati Tasikmalaya, Selasa (21/4/2020).
Pasien warga Kecamatan Sariwangi ini tengah dirawat di Ruang Isolasi RSUD SMC Tasikmalaya. Meski hasil uji lab positif, namun kondisi pasien stabil.
"Pasien kondisinya stabil alhamdulillah. kita akan lakukan swab lagi apakah masih positif atau negatif," ucap dia.
Selain satu pasien positif COVID-19, pihaknya juga mengumumkan empat orang warga terindikasi positif hasil rapid test. Mereka terdiri dari dua Orang dalam Pemantauan (ODP) serta Dua Orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
"Di samping positif COVID-19, ada juga empat warga positif berdasarkan hasil Rapid Test. Namun hal ini harus dipahami belum menentukan orang ini positif COVID-19. Kami tidak menggabungkan data positif hasil lab SWAB atau PCR dengan data positif rapid test," ungkap dia.
Satu Keluarga Perawat jadi Korban Pembacokan
Satu keluarga perawat di Purwakarta, Jawa Barat, menjadi korban pembacokan di rumahnya di Kampung Munjul, Kelurahan Munjuljaya, Kabupaten Purwakarta, sekitar pukul 02.30 WIB, Selasa (21/4/2020). Pasutri dan anak pertamanya dibacok.
Menurut Kasat Reskrim Polres Purwakarta AKP Handreas Adrian, pihaknya belum dapat menyimpulkan ini adalah aksi perampokan atau tindak kejahatan lain. Berdasarkan keterangan saksi, belum ada harta benda secara signifikan diambil oleh pelaku.
"Kami belum bisa menduga secara benar ini perampokan atau tindak pidana lain karena tidak ada harta benda yang diambil. Kami masih lakukan penyelidikan, mencari alat bukti dan memeriksa saksi," ujar Kasat Reskrim di lokasi kejadian, Selasa (21/4/2020).
Akibat kejadian ini, suami-istri Dedi Rukmayadi (35) Kurniawati (36), yang diketahui berprofesi sebagai perawat di rumah sakit, mengalami luka parah akibat pembacokan senjata tajam oleh pelaku. Sementara itu, anak pertamanya yang belum diketahui identitasnya mengalami luka bacok di punggung dan kepala. Namun beruntung, anak balitanya selamat dari penganiayaan ini.
"Korban 1 keluarga, di dalam ada 4 orang. Tiga korban sudah di Bayu Asih (RSUD) semua," ucap Handreas.
Petugas sudah memasang garis polisi yang mengelilingi rumah ini. Berdasarkan pantauan detikcom di TKP, bercak darah tercecer di sejumlah titik, mulai pintu gerbang, lantai pintu masuk, di dalam rumah, dan di dalam kamar depan.
Sebuah batang aluminium tergeletak di depan rumah dengan kondisi rusak. Lampu rumah pun masih menyala.
Kasat Reskrim, yang langsung memimpin penyelidikan ini, memeriksa hingga ke arah diduga pelaku kabur ke area perkebunan. Petugas menduga pelaku masuk melalui pintu belakang setelah memanjat dinding setinggi 3 meter.
"Lewat pintu belakang, sudah kami (kasih) police line. Jumlah pelaku belum diketahui," pungkasnya.
Depok Susul Kota Bandung
Warga Jawa Barat (Jabar) yang positif COVID-19 bertambah 51 orang pada rentang 20-21 April 2020. Laman Pusat Informasi & Koordinasi COVID-19 Jabar (PIKOBAR) pada Selasa (21/4) pukul 10.58 WIB mencatat ada 747 kasus dari sehari sebelumnya 696 kasus.
Dengan catatan tersebut, Jabar menyumbang 11,05 persen dari 6.760 kasus kematian dengan keterangan terinfeksi COVID-19 di Indonesia. Kabar baiknya, ada penambahan 11 penyintas yang sembuh dari virus yang menyerang saluran pernafasan itu, total sementara kini ada 56 penyintas.
Sementara itu, jumlah pasien yang meninggal dunia bertambah tiga, yakni menjadi 62 orang. Laman Pikobar menampilkan, Kota Depok menyusul Kota Bandung terkait jumlah pasien positif COVID-19. Saat ini di Depok tercatat ada 157 pasien, sedangkan di Kota Bandung tercatat ada 150 pasien.
Dari laman yang sama juga tercatat, mayoritas pasien yang meninggal berasal dari Kota Bandung dengan catatan 21 pasien. Kemudian, diikuti Kota Depok dengan catatan 9 orang pasien.
Nenek Pembuat Batako Berjuang di Tengah Pandemi
Perjuangan Siti Rohilah untuk menghidupi keluarganya di tengah wabah Corona patut diacungi jempol. Apalagi bukan pekerjaan mudah yang dia lakoni, melainkan sebagai buruh kasar pembuat batako.
Menjadi kuli pembuat batako bukan perkara mudah, bahkan untuk kaum laki-laki sekalipun. Namun profesi itu ia terus jalani di usia yang hampir menginjak kepala lima itu. Dan di tempatnya bekerja, Siti Rohilah menjadi satu-satunya perempuan yang bekerja menjadi buruh pembuat batako.
Keringat yang menetes diantara keriput di wajahnya menunjukkan betapa beratnya pekerjaan sebagai kuli. Meski begitu, badan kecilnya terlihat cekatan mengambil bahan batako yang merupakan campuran dari pasir dan semen untuk dimasukkan dalam cetakan khusus.
Setelah dimasukkan cetakan, ibu dari empat orang anak itu segera menaiki gagang besi dari alat cetak untuk menekan bahan batako agar padat.
Usianya yang sudah tua, membuat dia harus menggunakan alat bantu berupa tali yang digantung di langit-langit tempat pembuatan batako agar bisa naik ke alat khusus tersebut.
Selesai dicetak, batako yang sudah dipadatkan itu kemudian disusun satu-persatu. Dalam sehari, Siti yang sudah enam tahun melakoni pekerjaan itu bisa membuat ratusan buah batako. Dari setiap batako yang dibuat, dia mendapatkan upah Rp 190.
"Paling banyak 350 buah, sedikitnya 200 buah kalau sedang agak sakit. Kalau upahnya sehari bisa dapat Rp 50 ribu. Itu bekerja dari pukul 06.00 WIB-17.00 WIB," kata Siti Rohilah saat ditemui di lokasi produksi batako di Kampung Ancol Desa Maleber Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur, Selasa (21/4/2020).
Dia pun seringkali membayangkan dan berharap bisa menjadi seorang ibu rumah tangga atau berwirausaha, bukannya menjadi seorang buruh kasar.
Namun, tidak adanya lapangan pekerjaan lain, membuat warga asal Kampung Kebon Peuntas Desa Sindangasih Kecamatan Karangtengah yang sempat menjadi kuli panggul di toko material dan buruh tani itu, memilih untuk bertahan menjadi kuli pembuat batako.
Kebutuhan keluarga yang setiap hari harus dipenuhi, apalagi di tengah wabah COVID-19 ini memaksanya tetap bekerja hampir setiap hari.
"Berat kang jadi kuli seperti ini. Tapi Mau gimana lagi, tidak ada pekerjaan lain," ungkapnya.
Siti juga mengaku khawatir terpapar virus Corona, dengan tetapnya beraktivitas di luar untuk bekerja di saat warga lainnya diam di rumah sesuai dengan anjuran pemerintah.
Tetapi dia lebih khawatir jika keluarganya tidak terpenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Takut kang, apalagi sudah di mana-mana yang terkena virus. Tapi kan kalau sehari tidak kerja, mau darimana beli beras dan kebutuhan. Selagi mampu kerja, saya akan tetap bekerja demi keluarga," pungkasnya.