Babysitter Romiati Wulan (25), ditahan usai merekayasa kasus penculikan dan minta tebusan Rp 200 juta. Penahanan Wulan kini ditangguhkan karena ia depresi berat.
"Tersangka saat ini menjadi tahanan Kota. Ini kita lakukan karena tindakan selama di sel tahanan beresiko tinggi," ujar Kasubdit III Jatanras Polda Sumsel, Kompol Suryadi kepada detikcom, Senin (20/4/2020).
Dikatakan Suryadi, Wulan kerap menangis dan memberontak selama ditahan terkait kasus yang mejeratnya. Bahkan, ia sampai membenturkan kepala ke dinding tahanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ia memberontak terus, kepalanya selalu dibenturkan ke dinding. Cenderung ingin melukai tubuhnya dan itu cukup beresiko," tegas Suryadi.
Setelah melakukan kajian dengan psikolog Polda Sumsel, penyidik pun akhirnya memutuskan untuk menjadikan Wulan tahanan Kota. Dia diserahkan pada pihak keluarga yang ada di Palembang.
"Proses hukum tetap jalan, tapi penahanan kita buat tahanan. Karena lebih dekat sama kakak kandung, maka kita titip ke sana dan terus kita pantau," kata Suryadi.
Menurut Suryadi, sebelum membenturkan kepala ke dinding, Wulan pernah mencoba melakukan aksi bunuh diri. Di mana gelas kaca penyidik dipecahkan dan kemudian disayatkan ke tangan kiri.
Aksi Wulan ini membuat seluruh penyidik di ruang pemeriksaan terkejut. Dia akhirnya dilarikan ke RS Bhayangkara untuk dapat penanganan khusus.
Untuk diketahui, polisi menetapkan Wulan sebagai tersangka usai merekayasa kasus penculikan dan penyekapan dirinya pada Selasa (14/4). Menurut polisi, Wulan melakukan aksi itu karena motif ekonomi.
"Motifnya karena ekonomi. Tak ada kalau nunggak gaji karena majikannya itu orang punya dan tidak ada keterangan itu," kata Direktur Reskrimum Polda Sumsel, Kombes Hisar Siallagan pekan lalu.
Dia mengatakan ada beberapa orang yang dimintai uang oleh Wulan, antara lain, pacarnya, majikannnya, dan penyalur jasa babysitter.
"Pacarnya diminta Rp 50 juta, majikannya diminta Rp 50 juta, dan jasa penyalur juga diminta Rp 100 juta. Totalnya Rp 200 juta," kata Hisar.