Rekayasa Gagal Babysitter Minta Tebusan Rp 200 Juta

Round-Up

Rekayasa Gagal Babysitter Minta Tebusan Rp 200 Juta

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 17 Apr 2020 08:43 WIB
Direktur Reskrimum Polda Sumsel, Kombes Hisar Siallagan
Direktur Reskrimum Polda Sumsel, Kombes Hisar Siallagan. (Foto: Raja Adil Siregar/detikcom)
Palembang -

Kasus dugaan babysitter disekap dan meminta uang tebusan senilai Rp 200 juta terungkap. Ternyata kasus penyekapan ini hanya rekayasa.

Kasus ini bermula dari video viral seorang perempuan berbaju merah disandera dan membuat heboh di Sumatera Selatan. Setelah diselidiki, polisi menetapkan tiga tersangka.

Ketiga pelaku adalah Wulan (25), Dedek (18) dan NR (15). Wulan sendiri diketahui babysitter yang disebutkan dalam kasus sebagai korban. Padahal, hasil pemeriksaan polisi, Wulan merupakan otak dari rekayasa kasus ini. Skenario penyekapan yang dirancang Wulan gagal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah kami telusuri, ternyata penculikan itu adalah rekayasa. Otak pelaku adalah W, babysitter yang dilaporkan sebagai korban," kata Direktur Reskrimum Polda Sumsel, Kombes Hisar Siallagan kepada wartawan, Kamis (16/4/2020).

Polisi mengamankan sejumlah barang bukti seperti HP, tambang, baju dan pisau yang digunakan untuk rekayasa dalam video dan viral di media sosial.

ADVERTISEMENT

Salah satu tersangka berinisial NR menceritakan rencana Wulan soal rekayasa penyekapan. Ketika itu, pada Selasa (13/4) Wulan minta dibuatkan video di rumah.

Wulan juga meminta bantuan temannya, Dedek Nurhayati (18). Dedek, kata NR, berperan seolah mengancam menggunakan pisau dapur ke leher korban yakni Wulan.

"Yang memegang pisau Dedek. Kata Mbak Wulan hanya akting saja," tutur NR.

NR, yang tidak tahu tujuan pembuatan video itu, menuruti permintaan Wulan untuk merekam video. Dia mengatakan video yang diambil itu kemudian dipotong-potong sehingga terlihat ada adegan seolah Wulan digantung.

"Jadi yang kaki Mbak Wulan seolah digantung itu ya gantungan di ayunan," katanya.

Agar skenario penyekapan terkesan lebih riil, dibuatlah efek darah menggunakan lipstik. Adegan Wulan diancam dengan pisau juga rekayasa. "Wulan cari-cari gincu dan minta fotokan sama Dedek," katanya.

Lebih lanjut, NR juga menceritakan Wulan sempat mencoba bunuh diri saat diperiksa di kantor polisi.

NR mengatakan W awalnya memecahkan gelas saat berada di ruang pemeriksaan kantor polisi. Setelah gelas pecah, W mengambil pecahan kaca dan menyayat tangannya sendiri.

"Dia lihat-lihat orang, waktu situasi tenang, gelas kaca itu dipecah dan disayatkan ke tangan Mbak Wulan. Langsung dibawa ke Bhayangkara, katanya mau bunuh diri," kata NR.

Hisar menerangkan, Wulan melakukan rekayasa penyekapan karena motif ekonomi. Hisar menyebut ada beberapa orang yang dimintai uang oleh Wulan. Antara lain, pacarnya, majikannnya dan penyalur jasa babysitter.

"Motifnya karena ekonomi. Tak ada kalau nunggak gaji karena majikannya itu orang punya dan tidak ada keterangan itu," kata Hisar.

Jadi, dalam rekayasa penyekapan ini, Wulan meminta uang ke pacarnya Rp 50 juta, majikannya Rp 50 juta dan jasa penyalur Rp 100 juta. Totalnya Rp 200 juta. Dari pemerasan itu, pelaku sudah mendapatkan uang RP 700 ribu.

Akibat perbuatannya, Dedek, Wulan, dan NR kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Polisi mengatakan ketiganya diduga melakukan hal tersebut untuk memeras uang total Rp 200 juta dari beberapa pihak. Khusus untuk pelaku NR, dia dibina karena masih berstatus pelajar dan di bawah umur.

Halaman 2 dari 2
(idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads