Presiden Joko Widodo menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memerangi virus corona. Ketua PWNU Jatim Marzuki Mustamar menilai, kebijakan itu bagus namun perlu beberapa catatan.
"Pembatasan boleh tapi jangan keterlaluan. Hati-hati itu perlu dan harus saat ini. Pemerintah juga memperketat pengawasan, protokol tapi tidak harus meninggalkan syariat," kata Marzuki kepada detikcom, Rabu (1/4/2020).
Marzuki menjelaskan, penerapan PSBB jangan sampai membuat banyak orang khususnya umat Islam meninggalkan syariat agama. Dalam satu contoh, ia menyebut peniadaan salat jumat.
"Umat sudah mandi, pakai sabun bersih, pakai hand sanitizer, kalau sakit ya gak perlu ke masjid. Kalau dia sehat mumpuni dan sudah melalui SOP kesehatan, masak tidak boleh salat jumat/jemaah? Saya berharap PSBB tidak sampai membatasi salat sampai keterlaluan, siapa yang nanggung dosanya," terangnya.
Sedangkan untuk para perantau dari Jatim yang ada di luar kota, Marzuki mengimbau boleh pulang asal dengan aturan yang ada. Khususnya yang dari DKI Jakarta.
"Yang dari Jakarta mau pulang dicek kesehatannya. Pemprov DKI Jakarta juga harus menyeleksi ketat dengan koordinasi yang baik dengan Pemprov Jatim. Nanti sesampai di Jatim disemprot disinfektan, dicek kesehatan lagi. Kalau bisa hingga tingkat RW dan RT. Setelah itu mereka harus mengurung diri dulu/isolasi mandiri di rumah bagi yang sehat supaya benar-benar aman," jelasnya.
Marzuki enggan melarang perantau yang pulang dari ibu kota. Menurutnya mereka merupakan saudara dan juga warga Jatim.
"Mereka yang merantau adalah saudara kita, manusiawinya gimana, boleh masuk tapi harus isolasi dulu lah di rumah sendiri. Jangan dilarang sama sekali untuk pulang. Mereka juga cari kerja nafkahi keluarga di Jakarta. Kalau dikerasi saya khawatir malah keluar konflik sosial," pungkasnya.