Seorang pria gangguan jiwa di Jombang menguburkan mayat pamannya di kebun. Peristiwa ini baru diketahui warga pagi tadi.
Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) itu bernama Suyono (35). Dia tinggal berdua dengan pamannya, Wakib (80) di Dusun/Desa Gajah, Kecamatan Ngoro, Jombang. Wakib sehari-hari menjadi pemulung.
Kepala Dusun Gajah, Sutikno mengatakan, mayat Wakib dia temukan pagi tadi sekitar pukul 08.00 WIB. Saat itu dia bersama salah seorang tokoh Dusun Gajah mencari keberadaan Wakib yang beberapa hari tidak terlihat.
"Pagi tadi kami cari di belakang rumah. Saat itu kami melihat kakinya. Kami panggil RT, RW dan dokter Agus untuk mengecek apa benar ini kaki. Setelah benar, kami laporkan ke Polsek Ngoro," kata Sutikno kepada wartawan di lokasi, Kamis (13/2/2020).
Saat ditemukan, kata Sutikno, mayat Wakib terkubur di kebun belakang rumah yang ditinggali korban bersama keponakannya. Kedalaman lubang hanya sekitar 50 cm. Wakib terkubur dengan kondisi tubuh tertekuk sehingga kakinya menonjol ke atas tanah.
"Saya tanya, Suyono mengaku mengubur jenazah pamannya menggunakan cetok. Dia (Suyono) ini ODGJ," terangnya.
Kepada dirinya, Suyono mengatakan jika Wakib telah meninggal di kursi di dalam rumah korban. Selanjutnya Suyono menyeret mayat pamannya itu ke kebun di belakang rumah.
"Bapak mati di kursi saya seret ke belakang. Dikubur pakai cetok," ungkap Sutikno menirukan jawaban Suyono.
Mendapat laporan warga, polisi datang ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Dibantu warga, petugas menggali mayat Wakib untuk dibawa ke rumah sakit.
Kapolsek Ngoro AKP Lely Bachtiar membenarkan Wakib dikubur oleh keponakannya yang mengidap gangguan jiwa. "Korban dikubur oleh keponakannya yang mengidap ODGJ," ujarnya.
Mayat Wakib telah dievakuasi ke RSUD Jombang. Polisi masih menunggu hasil autopsi untuk memastikan penyebab tewasnya kakek 80 tahun tersebut.
"Untuk sementara tidak ada tanda-tanda kekerasan. Namun untuk kepastian matinya korban, kami menunggu hasil autopsi," pungkasnya.