Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengoptimalkan 'Rumah Sakit Tanpa Dinding' untuk pencegahan penyakit dan mengurangi angka kematian ibu melahirkan. Seperti apa ya program tersebut?
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dr. Yulianto Prabowo M.Kes mengatakan 'Rumah Sakit Tanpa Dinding' bukan berarti wujud gedung rumah sakit, namun sebuah gerakan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
"Ini program prioritas dari visi misi Pak Gubernur dan Wakil Gubernur. Masalah kesehatan harus diselesaikan secara komprehensif, mulai dari pencegahan penyakit hingga peningkatan kesehatan," kata Yulianto dalam Prime Topic dialog bersama parlemen Jawa Tengah membahas Rumah Sakit Tanpa Dinding di Noormans Hotel Semarang, Kamis (14/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan rumah sakit tanpa dinding bukan berarti menggantikan upaya kesehatan yang sudah ada di masyarakat, namun justru memperkuat dengan mendatangkan ahli dari rumah sakit. Sayangnya dalam program tersebut masih sedikit ahli kesehatan lingkungan.
"Rumah sakit tanpa dinding itu bukan gantikan upaya kesehatan yang sudah ada di perorangan dan masyarakat. Perorangan itu berebut ke rumah sakit. Ini harapannya rumah sakit ini memperkuat UKM. Bukan diambil alih oleh rumah sakit, ini upaya membantu, misal transfer knowledge ke teman-teman di lapangan," jelasnya.
![]() |
Ia menjelaskan untuk sumber daya manusia program tersebut yang belum mencukupi yaitu tenaga ahli kesehatan lingkungan. Sedangkan perawat, bidan, dan lainnya sudah cukup.
"Tenaga ahli kesehatan lingkungan (kesling) itu baru sekitar 5 orang per 100 ribu penduduk. Idealnya ya 30 orang. Animo masyarakat jadi kesling masih sedikit," katanya.
Dengan program tersebut, lanjut Yulianto, upaya pencegahan penyebaran penyakit menular ditekan, penanganan medis lebih cepat, dan angka kematian ibu melahirkan bisa berkurang.
"Di Jawa Tengah itu angka kematian ibu melahirkan sudah di bawah 90," tandasnya.
Ketua Komisi E DPRD Jateng, Abdul Hamid mengatakan rumah sakit tanpa dinding harus bisa mendukung puskesmas di daerah karena masih ada 881 puskesmas yang kekurangan tenaga medis.
"Tenaga kerja di puskesmas di Jateng 881, dari data BPS, yang tenaga kesehatannya kurang. Puskesmas itu kan layanan awal di masyarakat, harapannya bisa jadi layanan akhir. Terkait rumah sakit tanpa dinding bisa secara maksimal, rumah sakit harus bergerak terutama yang punya Jateng," kata Abdul.
(alg/ega)