Pakai Burqa di Parlemen, Politisi Australia Diskorsing

Pakai Burqa di Parlemen, Politisi Australia Diskorsing

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 25 Nov 2025 15:39 WIB
Pidato anti-Islam Pauline Hanson di parlemen Australia diprotes
Senator Australia, Pauline Hanson (dok. BBC World)
Canberra -

Pauline Hanson, seorang politisi Australia yang memicu kemarahan publik karena mengenakan burqa di dalam gedung parlemen, dijatuhi sanksi skorsing oleh Senat. Hanson yang dikenal anti-Islam ini, memakai burqa sebagai alat peraga politik dalam kampanye melarang pemakaian burqa di tempat umum.

Dalam insiden terbaru, Hanson mengenakan burqa saat menghadiri sidang majelis tinggi pada Senin (24/11) waktu setempat, setelah dirinya ditolak untuk mengajukan rancangan undang-undang (RUU) yang melarang burqa dan penutup wajah lainnya di tempat-tempat umum.

Aksi Hanson itu langsung menuai kecaman dan kritikan dari sesama anggota parlemen Australia, terutama dari para anggota parlemen Muslim. Dia dituduh rasis dan tidak menghormati orang-orang beriman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senat Australia, seperti dilansir Reuters, Selasa (25/11/2025), menjatuhkan sanksi skorsing selama tujuh hari masa sidang terhadap Hanson, yang merupakan Senator yang mewakili Queensland.

ADVERTISEMENT

Sebuah mosi yang mengecam Hanson, yang juga merupakan pemimpin Partai One Nation yang anti-imigrasi, disahkan dengan mayoritas 55 suara dukungan dan lima suara menolak.

Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, yang memimpin pemerintahan Partai Buruh di Senat, mengecam aksi Hanson sebagai tindakan yang "mengejek dan menjelek-jelekkan seluruh keyakinan".

"Aksi Senator Hanson yang penuh kebencian dan dangkal mengoyak tatanan sosial kita, dan saya meyakini hal itu membuat Australia lebih lemah, dan juga memiliki konsekuensi yang kejam bagi banyak dari kita yang paling rentan," ucap Wong.

"Senator Hanson mengejek dan menjelek-jelekkan seluruh keyakinan, keyakinan yang dianut oleh hampir satu juta warga Australia ... Saya belum pernah melihat seseorang begitu tidak hormat (kepada parlemen)," ujarnya.

Partai One Nation, yang memanfaatkan sentimen nasionalis yang meningkat dan kebijakan anti-imigrasi, telah memperluas kehadirannya di Senat menjadi empat kursi, dan memperoleh dua kursi dalam pemilu bulan Mei lalu. Jajak pendapat terbaru menunjukkan dukungan untuk Hanson dan partainya semakin meningkat.

Hanson, dalam pernyataan kepada wartawan di Canberra, mengatakan dirinya tetap teguh pada pandangannya tentang burqa dan berpendapat tidak ada aturan berpakaian di parlemen Australia.

"Jika Anda bisa mengenakan helm ke bank atau tempat-tempat lainnya di mana mereka meminta Anda melepasnya, mengapa burqa berbeda?" tanyanya.

"Saya akan teguh pada pendirian saya dan apa yang saya yakini, saya akan terus melakukan demikian. Rakyatlah yang akan menilai saya," tegas Hanson.

Sebagai Senator negara bagian Queensland, Hanson pertama kali menjadi terkenal pada tahun 1990-an karena sikapnya yang menentang keras imigrasi dari Asia dan para pencari suaka. Dia juga sejak lama berkampanye menentang pakaian Islami.

Insiden pada Senin (24/11) merupakan kedua kalinya Hanson mengenakan burqa di gedung parlemen Australia. Sebelumnya pada tahun 2017, dia mengenakan burqa untuk menyerukan pelarangannya secara nasional.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads