Desa Bonyokan, Tempat Berkumpul Orang-orang Bonyok Korban Perang

Toponimi Unik di Jateng-DIY

Desa Bonyokan, Tempat Berkumpul Orang-orang Bonyok Korban Perang

Achmad Syauqi - detikNews
Sabtu, 08 Feb 2020 19:59 WIB
Desa Bonyokan, Klaten
Desa Bonyokan, Klaten (Foto: Achmad Syauqi/detikcom)
Klaten -

Dari 391 desa dan 10 Kelurahan di wilayah Kabupaten Klaten, ada satu desa yang namanya terasa aneh di telinga. Desa tersebut adalah Desa Bonyokan yang masuk wilayah Kecamatan Jatinom.

Desa yang terletak di pusat kota kecamatan dan di tepi Jalan Klaten - Boyolali itu merupakan desa ramai aktivitas. Desa yang berbatasan dengan Desa Padas, Kecamatan Karanganom di sisi timur itu pernah diusulkan ganti nama.

"Dulu pernah diusulkan diganti nama. Tapi karena nama baru kurang familiar akhirnya tidak disetujui," ungkap Kasi Pemerintahan Desa Bonyokan, Kecamatan Jatinom, Sri Widayanti kepada detikcom di kantornya, Sabtu (8/2/2020).


Dikatakan Sri, usulan penggantian nama itu disebabkan nama Bonyokan dinilai aneh. Oleh seorang tokoh masyarakat, nama desa diusulkan diganti.

"Pernah diusulkan dalam forum rapat berganti nama Subursari tahun 1972. Namun karena tidak familiar tidak disetujui," lanjut Sri.

Menurut Sri, nama Bonyokan ada sejarahnya. Desanya sempat dijadikan tempat penampungan korban perang dengan penjajah. "Dulu jadi tempat penampungan korban perang. Tapi perang apa belum diketahui," tambah Sri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Nama Bonyokan berasal dari kata 'bonyok' yang artinya orang yang terluka parah. Tambahan '-an' di belakang adalah menunjuk makna lokasi, seperti kebanyakan nama-nama lokasi atau pedesaan di Jawa pada umumnya.

Nama itu sering dianggap aneh. "Bonyokan dari kata bonyok artinya luka parah. Sering dianggap aneh sehingga pernah diusulkan diganti," sambung Sri.


Nama itu sering dianggap aneh dan ditanya warga luar sebab ada kata bonyok. Namun karena nama Bonyokan sudah familiar di tengah warga akhirnya tidak diganti.

"Usulan penggantian nama itu hanya sekali. Sejak itu tidak ada usulan perubahan lagi," imbuh Sri.


Hanya sejarah itu, menurut Sri yang diketahui pemerintah desa sejak 1950 sampai sekarang. Sejarah itu juga yang dimasukkan dalam profil desa dan dalam dokumen RPJMDes.

Tokoh masyarakat Desa Bonyokan, Nanang Nuryanto, mengatakan sejarah banyak orang yang luka bonyok akibat perang masih samar. Namun sebagai masyarakat tidak mempermasalahkan nama.

"Kita tinggal menerima dari para sesepuh jadi ya diterima saja. Meskipun bagi orang lain kadang aneh," terang Nanang.


Dirinya pernah melapor kehilangan surat di Jakarta. Saat membaca KTP alamatnya Desa Bonyokan, polisi langsung tersenyum dan bertanya. "Ditanya (oleh polisi) kok ada kata bonyok. Apa banyak orang bonyok terluka," lanjut Nanang menirukan pertanyaan polisi itu.

Halaman 2 dari 2
(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads