Revitalisasi Monas: Proyek Setop Dulu, Polemik Terus Melaju

Round-Up

Revitalisasi Monas: Proyek Setop Dulu, Polemik Terus Melaju

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 30 Jan 2020 20:03 WIB
Penebangan ratusan pohon di kawasan sisi selatan Monas membuat ikon Ibu Kota tersebut terlihat gersang. Berikut penampakannya before-after revitalisasi.
Before-After Revitalisasi Monas (Foto: Dok. detikcom)
Jakarta -

Proyek revitalisasi Monas sudah dihentikan untuk sementara waktu. Namun, polemik soal revitalisasi itu masih terus bergulir.

Penyetopan sementara revitalisasi Monas telah disepakati DPRD dan Pemprov DKI Jakarta. Kesepakatan ini diambil setelah revitalisasi tersebut menimbulkan kontroversi. Revitalisasi nantinya akan dilanjutkan setelah ada persetujuan dari Komisi Pengarah.

"Di dalam pertemuan kami dengan eksekutif, revitalisasi sementara dihentikan menunggu surat dari pada Komisi Pengarah," ucap Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi kepada wartawan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (28/1/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, polemik soal revitalisasi Monas terus bergulir. Berikut rangkumannya:

'Persetujuan' vs 'Izin'

ADVERTISEMENT

Sekda DKI Jakarta Saefullah merasa ada pemahaman berbeda dalam Keppres Nomor 25 Tahun 1995 tentang Penataan Kawasan Medan Merdeka. Karena itu, dia merasa bingung antara 'izin' dan 'persetujuan.'

"Jika ada pembangunan harus ada persetujuan, bukan izin ya. Ini kalimatnya dalam Pasal lima poin B bilangnya begitu, memberikan persetujuan. Ini harus ada perangkatnya sebetulnya ada breakdown dari keppres. Ini belum ada sehingga membingungkan semuanya," ucap Saefullah kepada wartawan di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (28/1).

Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) pun menjawab pernyataan Saefullah. Pernyataan itu dinilai tidak terlalu penting untuk dibahas.

"Kami sangat paham bahwa yang tertuang dalam Perpres 25/95 adalah 'persetujuan' dan Ketua Komisi pengarah juga menggunakan kata 'persetujuan' itu dalam pernyataannya, tidak perlu dipersoalkan dan sangat tidak relevan dengan substansi masalah," kata Sekretaris Kemensetneg, Setya Utama, kepada wartawan, Rabu (29/1).

Revitalisasi Monas Beda dengan Hasil Sayembara?

Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) mengatakan hasil desain pemenang sayembara berbeda dengan detail engineering design (DED) yang menjadi panduan revitalisasi Monas sekarang.

"Jauh berbeda, pemenang hasil desain pemenang sayembara itu berbeda dengan DED yang menjadi dasar pembangunan sekarang ini," kata Sekretaris Kemensetneg, Setya Utama.

"Jauh dari sayembara karena sayembara itu di sana saya masih ingat betul tidak ada kemudian beton membeton, melebar ke kanan kiri sehingga harus mencabut atau memotong pohon-pohon, nggak ada. Jadi memang kan diwajibkan untuk membuat plaza upacara, setiap peserta sayembara diwajibkan untuk membuat itu tetapi dalam desainnya nggak ada kemudian melebar ke kanan kiri, hanya persis yang di conblock itu," ujar dia.

Sementara itu, arsitek pemenang sayembara mengakui adanya perubahan. Namun, ia mengaku tak ikut dalam proses perubahan desain.

"Saya nggak terlalu detail tahu, karena memang kan kami enggak ikut di akhir tahun yang lalu. Jadi sebenarnya kalau untuk mengomentari itu, saya enggak bisa sebetulnya, karena enggak tahu secara detail perubahannya seperti apa," ucap arsitek revitalisasi Monas, Deddy Wahjudi, saat dihubungi, Kamis (30/1).

Namun, setelah melihat pelaksanaan revitalisasi, ada perubahan bentuk Monas bagian selatan yang saat ini sedang dikerjakan, yaitu pelebaran di sisi perkerasan. Menurut Deddy, dia mempertahankan perkerasan yang sudah ada, sehingga tidak merusak area hijau yang ada di Monas.

"Jadi tetap mengikuti ada fungsi baru seperti station, gate-nya, fungsi plaza aspirasi, ada plaza seni budaya, itu semua kebijakan kami dalam desain itu, adalah membangun yang baru di atas perkerasan yang sudah ada," ucap Deddy.

DKI Ingin Revitalisasi Monas Segera Dilanjutkan

Hari ini, Sekda DKI Jakarta, Saefullah berharap pemberhentian sementara revitalisasi Monas segera dicabut. Sehingga, proyek yang telah berjalan 88 persen itu dapat cepat selesai.

"Yah kita sudah sarankan dan kemarin aktivitasnya langsung menurun. Tapi kalau segi fungsi harusnya didorong cepat, pertanggungjawabannya diminta setelah itu (pekerjaan selesai). Supaya kalau kita ini dari sisi aspek pemanfaatan dan rapi gitu loh," ucap Saefullah kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta.

Saefullah mengaku revitalisasi kawasan Monas bagian selatan dibuat untuk menarik perhatian wisatawan. Saefullah mengatakan revitalisasi dilakukan agar wisatawan yang ada di Jalan Medan Merdeka Selatan bisa gampang melihat tugu Monas.

"Jadi ini betul-betul kita ingin ada kenyamanan bagi pengunjung Monas, baik yang datang dari Jakarta sendiri, luar Jakarta, mungkin juga turis mancanegara yang datang supaya berkelas Monas. Jadi kalau datang ke Merdeka Selatan, 'Mana sih Monas? Eh itu, kayak Menara Eiffel' gitu," ucapnya.

Terkait proyek revitalisasi itu, Saefullah mengaku sudah menyampaikan surat permintaan persetujuan ke Komisi Pengarah. Menurutnya, surat baru diberikan setelah revitalisasi berjalan karena ada peraturan yang masih belum jelas.

"Pak Gubernur juga jadi sekretaris dan jadi anggota Komisi Pengarah. Pak Gubernur juga ditunjuk dalam Keppres itu sebagai Ketua Badan Pelaksana. Jadi semuanya juga terlibat, tapi kan saat ini kita sudah, saya sudah bersurat untuk memohon, bukan perizinan, (tapi) persetujuan, di situ (Keppres 25 tahun 1995) tidak dituliskan secara lisan maupun tulisan begitu loh," kata Saefullah.

Saat ini, menurut Saefullah, Pemerintah DKI Jakarta telah bersurat kepada Komisi Pengarah yang diketuai oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg). Mereka masih belum mendapat jawaban surat permohonan tersebut.

"Tapi demi tertib administrasi, saya sudah bersurat, Pak Gubernur juga sudah bersurat, mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama ada rapat di komisi pengarah. Itu saja," ucap Saefullah.

Jangan Sampai Memecah Belah

Eks Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno ikut mengomentari perihal polemik revitalisasi Monas. Sandiaga meminta rencana revitalisasi Monas tak memecah belah masyarakat.

"Monas ini ikon pariwisata juga Ibu Kota Jakarta, ini milik bersama jangan juga karena penataan Monas ini kita terpecah belah. Tapi kita satukan, kita susun sesuai dengan rencana awal dan komunikasikan dengan baik," kata Sandiaga di Hotel Kempinski, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, hari ini.

Sandiaga mengatakan rencana revitalisasi Monas bukanlah hal baru. Rencana itu sudah ada sejak 1990-an hingga akhirnya direalisasi tahun lalu.

"Ini ada tentunya yang diseminasi informasi yang secara menyeluruh disampaikan oleh Pemprov DKI. Setahu saya revitalisasi Monas itu sudah ada jauh-jauh hari tahun 90-an sudah ada perencanaannya dan setelah itu ada beberapa kali penyesuaian dan juga ada melewati beberapa periode gubernur. Terakhir baru diselenggarakan sayembaranya kan baru tahun lalu," tuturnya.

Sekda DKI soal Revitalisasi Monas: Agar Kayak Menara Eiffel

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 4
(azr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads