Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah berharap pemberhentian sementara revitalisasi Monas segera dicabut. Sehingga, proyek yang telah berjalan 88 persen itu dapat cepat selesai.
"Yah kita sudah sarankan dan kemarin aktivitasnya langsung menurun. Tapi kalau segi fungsi harusnya didorong cepat, pertanggungjawabannya diminta setelah itu (pekerjaan selesai). Supaya kalau kita ini dari sisi aspek pemanfaatan dan rapi gitu loh," ucap Saefullah kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Menurut Saefullah, kawasan Monas yang saat ini dipagar akan terbuka. Pemanfaatan lapangan di sisi selatan Monas pun bisa segera digunakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pagar-pagar kalau sudah selesai kita angkat semua, tanaman kita rapikan dan selasar bisa dipakai. Lalu teman-teman (ASN) yang mau upacara juga dapat tempat yang bagus," kata Saefullah.
"Jadi momen-momen penting bisa diabadikan langsung melekat dengan Tugu Monas yang punya nilai sejarah penting," ucap Saefullah.
Selain itu, Saefullah mengaku ruang terbuka hijau di kawasan Monas bertambah dari rencana dalam Keppres 25 tahun 1995 tentang Penataan Kawasan Medan Merdeka. Keppres itu, menurut Saefullah, hanya memberi ruang hijau 53 persen.
"Sesuai Keppres 25/95 ruang terbuka hijau yang ada di sana 53 persen. Turunan keppres, Pergub (Kepgub nomor 792 tahun 1997 ). Itu ruang terbukanya menjadi 56 persen. Hasil sayembara, ruang terbuka menjadi 64 persen. Jadi naik itu," kata Saefullah.
Saat ini, proses revitalisasi Monas berhenti sementara atas permintaan dari Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg), Pratikno selaku Ketua Komisi Pengarah. Revitalisasi akan dilanjut setelah ada izin dari Mensesneg.
Simak Video "Revitalisasi Monas Undang Polemik, Sekda DKI: Kelalaian Kita Semua"