Seperti diketahui, Rudy beberapa kali bersilang pendapat dengan DPP ataupun DPD PDIP Jawa Tengah terkait pencalonan Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo 2020. Buntut dari kekecewaannya, Rudy yang juga Wali Kota Surakarta disebut memilih mangkir dari rakernas.
"Ini bisa dilihat sebagai bentuk protesnya orang Jawa. Caranya halus, dengan tidak menghadiri acara. Kalau dulu orang Jawa protes dengan pepe atau berjemur," kata pengamat politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Agus Riewanto, Jumat (10/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di luar konteks Pilkada, ketidakhadiran seorang pimpinan DPC dalam rakernas bisa dibilang sebagai ketidakloyalan. Namun dalam hal ini, Rudy dinilai memberi sinyal peringatan kepada DPP.
"Ini bisa jadi sebuah warning kepada DPP. Namun masalahnya apakah DPP bakal memahami hal itu sebagai bentuk protes," ujar dia.
Dalam pembukaan rakernas, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyebutkan sejumlah kepala daerah yang berbakti kepada daerahnya. Namun nama Rudy yang lima kali menjabat sebagai ketua DPC, tidak disebut.
Agus mengatakan Mega mungkin melakukannya dengan sengaja. Tak disebutnya Rudy bisa jadi sebagai sinyal terkait hasil rekomendasi Pilkada Solo.
"Pidato ketua partai pastinya bermuatan politik. Dari sebuah pernyataan bisa jadi merupakan sinyal melakukan perbuatan. Boleh jadi rekomendasi tidak akan jatuh kepada yang tidak disebutkan itu," tutupnya. (bai/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini