Waka Polres Mojokerto Kompol Toni Sarjaka mengatakan posko siaga bencana dibuat di Pacet, kantor BPBD Kabupaten Mojokerto dan di Trowulan. Menurut Toni, di setiap posko saat ini terdapat anggota polisi, TNI, BPBD dan para relawan yang bersiaga jika setiap saat terjadi bencana.
Selain itu, berbagai peralatan untuk menangani bencana alam juga disiapkan. Mulai dari perahu karet, gergaji mesin hingga rompi pelampung.
"Ini salah satu upaya kami untuk mengantisipasi bencana alam di wilayah hukum Polres Mojokerto," kata Toni kepada wartawan saat meninjau posko siaga bencana di kantor BPBD Kabupaten Mojokerto, Sabtu (4/1/2020).
Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto Muhammad Zaini menjelaskan, terdapat 6 kecamatan yang rawan bencana banjir, tanah longsor dan puting beliung. Yaitu Kecamatan Dawarblandong, Pacet, Trawas, Gondang, Jatirejo, dan Ngoro.
"Bupati menetapkan siaga darurat bencana sejak Desember sampai 31 April 2020. Artinya, Pemda akan menyiapkan sarpras, sumber dana dan sumber daya manusia," terangnya.
Sayangnya, lanjut Zaini, upaya pencegahan banjir di wilayah Kecamatan Dawarblandong tidak juga terealisasi. Pasalnya, sampai saat ini Sungai Lamong yang menjadi biang banjir di wilayah tersebut tidak juga dinormalisasi.
Menurut dia, diperlukan anggaran sekitar Rp 1,4 triliun untuk menormalisasi anak Sungai Bengawan Solo tersebut. Namun, dana yang tersedia di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) hanya Rp 2-3 miliar.
"Kira-kira normalisasi sampai Dawarblandong 20 tahun lagi. Tidak hanya usulan, tatap muka dengan Pemprov Jatim dan semua pihak terkait sudah. Dananya yang tidak ada," tandasnya. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini