Lewat surveinya, PISA menggambarkan iklim pendidikan di Indonesia. Dilansir detikcom dari laporan PISA 2018, Rabu (4/12/2019), disebutkan bahwa 41% siswa di Indonesia mengaku pernah di-bully, setidaknya beberapa kali dalam sebulan.
Persentase perundungan yang dialami siswa-siswi di Indonesia ini lebih besar dibandingkan dengan rata-rata negara-negara anggota OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), yakni 23%. Pada saat yang sama, 80% siswa di Indonesia setuju atau sangat setuju untuk membantu siswa yang tidak dapat membela diri saat di-bully.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, laporan ini juga mengungkap soal siswa Indonesia yang merasa kesepian. Sebanyak 17% siswa Indonesia mengaku setuju dan sangat setuju bahwa mereka merasa kesepian.
Sebelumnya, hasil laporan PISA 2018 dirilis pada Selasa (3/12). Studi ini menilai 600.000 anak berusia 15 tahun dari 79 negara setiap tiga tahun sekali. Studi ini membandingkan kemampuan matematika, membaca, dan kinerja sains dari tiap anak.
Untuk kategori kemampuan membaca, Indonesia berada pada peringkat ke-6 dari bawah alias peringkat 74 dengan skor rata-rata 371. Sedangkan di kategori matematika, Indonesia berada di peringkat ke-7 dari bawah (73) dengan skor rata-rata 379. Lalu pada kategori kinerja sains, Indonesia berada di peringkat ke-9 dari bawah (71), yakni dengan rata-rata skor 396.
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan survei ini dapat menjadi masukan yang berharga dalam meningkatkan kualitas untuk menghadapi tantangan abad ke-21.
"Hasil penilaian PISA menjadi masukan yang berharga untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang akan menjadi fokus Pemerintah selama lima tahun ke depan. Menekankan pentingnya kompetensi guna meningkatkan kualitas untuk menghadapi tantangan abad ke-21," kata Nadiem dalam keterangannya, Selasa (3/12).
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini