Indonesia mendapat peringkat 10 terbawah dalam survei Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 yang baru saja dirilis. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan survei PISA itu salah satu perspektif dalam kesuksesan belajar.
"Perspektif itu penting, karena menjadi insight baru dan angle untuk mengukur kita dan menunjukkan hal yang tidak kita sadari. Kunci kesuksesan belajar adalah mendapat sebanyak mungkin perspektif. Kita tidak bisa mengetahui apa yang mesti kita perbaiki jika kita tidak punya perspektif," kata Nadiem dalam keterangannya, Selasa (3/12/2019).
Nadiem mengatakan penurunan nilai skor PISA tidak perlu dikemas menjadi berita positif. Menurutnya, hasil PISA menunjukkan masalah literasi sebenarnya.
"Berita tidak positif seperti penurunan skor reading tidak perlu dikesampingkan, tidak perlu dikemas menjadi berita positif. PISA merupakan konfirmasi dari masalah literasi yang sebenarnya kita semua sudah ketahui bersama," kata Nadiem.
Nadiem juga menyoroti soal sumber daya guru yang ada. Menurutnya, salah satu pekerjaan rumah (PR) saat ini adalah pemerataan guru dan mutu pendidikan.
"PR kita adalah pemerataan jumlah guru, mutu guru, dan resources," ungkap Nadiem.
Karena itu, Nadiem yakin perubahan kecil yang dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat dapat memberikan perbaikan bagi pendidikan nasional. "Hal kecil, mudah, dan bisa segera dilakukan. Mulai dari cara sederhana, sebuah gerakan yang berasal dari seluruh elemen masyarakat," kata Nadiem.