Hal ini akan dilakukan jika, sampai batas waktu tertentu, pemerintah Malaysia belum membebaskan seorang suporter berinisial A yang ditahan. Sebelumnya, ada tiga suporter yang ditahan, dan dua di antaranya sudah dibebaskan.
Ratusan suporter ini juga meminta pemerintah tidak menutup mata dan membantu rakyatnya yang ditahan. Para suporter tidak terima rekan suporternya diperlakukan dengan tidak baik dan dituduh teroris oleh pemerintah Malaysia.
"Suporter Indonesia yang sekarang lagi ditahan di Malaysia dituduh sebagai seorang teroris. Ini adalah kejahatan internasional seorang suporter dituduh sebagai seorang teroris, ini adalah kesalahan besar bagi negara Malaysia," kata Presiden K-conk Mania Jimhur Saros di sela aksi di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (25/11/2019).
"Kita akan segera menduduki Kedutaan kalau tidak ada balasan dan tanggapan yang positif dari negara Malaysia dan, yang kedua, pertemuan selanjutnya kalau (suporter) tidak dikeluarkan dari penjara, maka Grahadi kita akan tutup dengan lautan suporter, kita akan tutup jalan ini sehingga masyarakat dan pemerintah tahu bahwa kita mempunyai kekuatan," lanjutnya.
Tak hanya itu, Jimhur juga mengecam tindakan Malaysia. Dia menyebut suporter Indonesia akan membalas jika Pemerintah Malaysia tidak meminta maaf kepada Indonesia.
"Apabila negara Malaysia tidak meminta maaf dan mencabut, kita akan balas perbuatannya kepada bangsa Malaysia dan pemerintah Malaysia. Kedua, kita mengimbau kepada seluruh pejabat yang ada di daerah maupun di pusat, sadarlah bahwa ada anak bangsa yang sekarang lagi ditahan di negara orang," imbuhnya.
Tak hanya itu, Jimhur menegaskan kekuatan suporter tidak main-main jika sudah bersatu. Hari ini saja, suporter dari berbagai wilayah di Jatim kompak menyuarakan aksinya.
"Hampir semua bonek dari Pasuruan, Sidoarjo, lengkap ke Jawa Timur dari Bondowoso datang, Jember, dari seluruh lapisan pencinta bola, suporter ini rata-rata hadir. Ndak ada warna. Ada yang dulu bermusuhan, ada senggol, kita sekarang bersatu. Seluruh elemen suporter, sebagian ada di Riau sudah mendatangi konjen dan insyaallah ini akan datang ke kedutaan Malaysia untuk menuntut bagaimana pertanggungjawabannya," tandas Jimhur.
Di kesempatan yang sama, pentolan Bonek Andi Peci menyebut pihaknya akan terus mengawal kasus ini dan menggelar aksi-aksi lain hingga pemerintah Malaysia membebaskan suporter berinisial A.
"Akan ada aksi yang cukup besar di Surabaya, ini adalah aksi awal. Akan terus kita lakukan sampai saudara kita yang ditahan di Malaysia dibebaskan segera. Peristiwa yang terjadi di Malaysia bukan peristiwa yang biasa. Itu peristiwa kekerasan yang dilakukan, pembiaran yang dilakukan pemerintah Malaysia terhadap rakyat Indonesia yang membela timnas Indonesia. Tentu kita tidak diam," tegasnya.
Andi berharap aksi ini bisa menginspirasi suporter di daerah lain untuk ikut berjuang menyelamatkan rekan suporter yang ditahan di Malaysia.
"Semoga aksi ini akan memantik kota lain, tidak hanya di Surabaya, di berbagai daerah, besok dan seterusnya akan melakukan perjuangan, agar didengar pemerintah, Menpora dan Presiden untuk segera melakukan upaya diplomatik membebaskan satu orang saudara kami. Semoga besok Jakarta, Bandung, kota-kota lain akan aksi sebagai satu bagian gerakan bersama membela kedaulatan negara," harap Andi.
Simak Video "Menpora Malaysia Minta Maaf atas Pengeroyokan Warga Indonesia" (hil/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini