"Menyikapi rencana penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar di Jakarta pada tanggal 3 sampai dengan 6 Desember 2019 yang tahapan dan proses persiapan pelaksanaannya mengalami banyak anomali (keanehan), yang melenceng dari substansi ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar," kata Wasekjen DPP Golkar Viktus Murin saat menggelar konferensi pers terkait Munas Partai Golkar di Restoran Batik Kuring, SCBD, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (25/11/2019).
Viktus menyampaikan sikap Ketua Umum Airlangga Hartanto bertendensi memanipulasi konsep musyawarah sebagai aklamasi. Hal ini, menurut dia, terlihat dalam beberapa rapat yang dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Viktus menyampaikan adanya indikasi licik yang dilakukan Airlangga. Salah satunya, menurut dia, adalah pencoretan nama-nama pendukung Bamsoet dari kepanitiaan munas.
"Kami menangkap adanya indikasi tidak sehat dan cenderung licik dalam proses pembentukan panitia Munas 2019, di mana para pengurus DPP (pengurus harian dan pengurus pleno) yang dicurigai atau diidentifikasi sebagai pendukung Bamsoet, dicoret dari kepanitiaan Munas," ujar Viktus.
Dalam konferensi pers tersebut, Viktrus juga mengungkapkan sejauh ini ada lima nama bakal calon Ketua Umum Partai Golkar. Karena itu, dia menentang adanya upaya yang memunculkan mekanisme aklamasi.
"Hingga kini telah muncul empat nama bakal calon ketua umum, yakni incumbent Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Ridwan Hisjam dan Indra Bambang Utoyo. Oleh karena itu, kami menolak tegas setiap upaya memunculkan mekanisme aklamasi dan atau calon tunggal ketua umum dalam Munas Partai Golkar," tegas Viktus.
Selain itu, menindaklanjuti ajakan dari Presiden Joko Widodo agar Partai Golkar hendaknya menghindari kegaduhan politik, loyalis Bamsoet ini pun mengimbau Airlangga dan pendukungnya agar melakukan pendekatan-pendekatan politik yang tidak diperlukan. Misalnya seperti membuat tafsiran sepihak atas ketentuan AD/ART Partai Golkar.
"Maka kami mengingatkan saudara Airlangga Hartarto, loyalis, dan para pendukungnya agar berhenti melakukan 'kegenitan-kegenitan politik yang tidak perlu', misalnya dengan membuat tafsir secara sepihak atas ketentuan AD/ART Partai Golkar, hanya demi terpilih kembali sebagai ketua umum pada Munas 2019," ujar Viktus.
Dalam akhir pernyataan sikap itu, Viktus juga menegaskan loyalis Bamsoet akan siap melakukan munas tandingan. Munas tandingan ini akan dilaksanakan apabila Airlangga tidak melaksanakan munas sesuai dengan AD/ART yang ada.
"Kami pastikan bahwa pengurus DPP Partai Golkar yang berada di barisan pendukung Bamsoet siap melaksanakan atau menggelar munas sesuai dan atau tidak bertentangan dengan AD/ART Partai Golkar," tegas Viktrus.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini