Ketua DPRD Surabaya Sebut Drama Kolosal 'Mulyorejo Membara' Rawat Sejarah

Ketua DPRD Surabaya Sebut Drama Kolosal 'Mulyorejo Membara' Rawat Sejarah

Amir Baihaqi - detikNews
Minggu, 24 Nov 2019 12:33 WIB
Drama Kolosal Mulyorejo Membara/Foto: Istimewa
Surabaya - Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono menonton Drama Kolosal Mulyorejo Membara. Menurutnya, acara tersebut sebagai upaya merawat sejarah.

Pekik takbir dan merdeka bersahutan dengan dentuman bom di Taman Galaxy, Kelurahan Mulyorejo, Surabaya. Di sana, Arek-arek Suroboyo yang dengan senjata seadanya bersiap menghadang pasukan sekutu.

Ya, peringatan pertempuran 10 November 1945 di Surabaya memang sudah lewat. Tapi memori pertempuran yang terjadi 74 tahun lalu kembali dihidupkan lagi oleh para pemuda dari karang taruna melalui drama kolosal 'Mulyorejo Membara'.


Drama kolosal itu merekonstruksi pertempuran 10 Nopember 1945, dengan seting perlawanan warga Dukuh Kali Waron, cikal-bakal Kelurahan Mulyorejo. Tanggal 27 November 1945, dua pemuda pedukuhan Mulyono dan Sari Rejo gugur ketika menghadang pasukan legiun asing Inggris, Gurkha. Di kemudian hari, makam keduanya dipindah di Taman Makam Pahlawan (TMP) Ngagel.

Ribuan masyarakat setempat tampak antusias menunggu dan menonton drama yang digelar Sabtu (23/11) malam. Dalam acara itu hadir langsung Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, Ketua Karang Taruna Surabaya Fuad Benardi dan jajaran pejabat kelurahan setempat.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Kelurahan Mulyorejo Jamil mengatakan, drama itu digelar untuk menghormati 2 tokoh pejuang Mulyono dan Sari Rejo.

"Untuk menghormati, nama Mulyono dan Sari Rejo diabadikan menjadi nama kelurahan, Kelurahan Mulyorejo. Gabungan nama keduanya," kata Jamil kepada detikcom, Minggu (24/11/2019).

Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan, sejarah Mulyorejo istimewa karena berakar dari heroisme masa lalu. Sejarah kepahlawanan rakyat Surabaya.

"Dan, drama kolosal 'Mulyorejo Membara' ini sebagai upaya merawat sejarah. Sekaligus mewariskan kepahlawanan pemuda Mulyono dan Sari Rejo kepada generasi penerus, generasi milenial," terang Adi.

Ia melihat, masyarakat Mulyorejo bangga dengan sejarah kampung halamannya. Sebab, dengan drama kolosal tersebut, masyarakat akhirnya mengerti asal usul nama kelurahannya.


"Kita tidak hanya mewarisi abu, melainkan juga api perjuangan arek-arek Suroboyo di masa lalu. Kita jaga Indonesia, kita jaga Surabaya," tutur Adi.

"Sebagian besar masyarakat juga belum tahu nama Mulyorejo merupakan singkatan dari nama dua pejuang. Ini juga merupakan edukasi dan merawat sejarah," tambah pria yang juga menjabat ketua DPC PDIP Surabaya itu.

Drama kolosal 'Mulyorejo Membara' yang digelar tahun ini merupakan gelaran yang ketiga. Semuanya berasal dari gotong-royong warga.

"Saya mendukung drama kolosal ini supaya tahun depan bisa dilaksanakan lebih baik lagi," pungkas Adi.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.