Dandim Lamongan Letkol Inf Sidik Wiyono mengatakan, Kadet Soewoko merupakan salah satu pahlawan kemerdekaan. Tepatnya pahlawan yang ikut mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada saat menghadapi Agresi Militer Belanda II, tahun 1949.
Kadet Soewoko dilahirkan di Desa Lumbangsari, Krebet, Malang pada 1928. Suwoko gugur dalam usia yang sangat muda, yaitu 21 tahun.
Seusai lulus dari sekolah kadet di Malang, dia ditugaskan untuk menjadi komandan regu I seksi I pasukan tamtama Kodim Lamongan. Di monumen gugurnya Kadet Soewoko yang berada di Desa Gumantuk, Kecamatan Maduran tertera tanggal 9, bulan 3, tahun 1949. Saat di mana pertempuran antara pasukan sang kadet dengan Belanda.
Di tugu yang ada di Desa Gumantuk itu juga bertuliskan Tugu Peringatan, 'Mengenang Jasa Para Pahlawan'. Selain Kadet Soewoko, di tugu itu juga tertera sejumlah nama lainnya. Di antaranya adalah Widodo-Kopral TNI, Sukaeri-Kopral TNI, serta Lasiban-Kopral TNI. Mereka gugur dalam penyergapan truk yang bermuatan tentara Belanda di daerah itu.
Tak hanya membangun patung sang kadet, setiap tahun juga digelar Napak Tilas perjalanan Kades Soewoko. Dari Desa Gumantuk, Kecamatan Maduran ke Monumen Patung Kadet Soewoko di kota Lamongan. Seperti yang terjadi Sabtu (23/11).
Peserta napak tilas yang berasal dari berbagai latar belakang menyusuri jalanan desa di 4 kecamatan untuk sampai di garis finish. "Peserta diikuti 259 regu. Terdiri dari peserta umum putra 110 regu, peserta umum putri sebanyak 45 regu, peserta pelajar putra 60 regu, pelajar putri 40 regu dan peserta perorangan sebanyak 4 orang," kata Kepala Dispora Lamongan, Muhajir.
Tujuan napak tilas perjuangan Kadet Soewoko, menurut Muhajir, untuk memperingati Hari Juang Kartika, Hari Ulang Tahun Kodam V Brawijaya ke-71 dan Hari Pahlawan 2019. "Selain itu, juga untuk melestarikan nilai-nilai perjuangan 1945, jiwa kepahlawanan dan semangat patriotisme, cinta tanah air, bangsa dan negara," pungkas Muhajir.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini