Teno datang ke sekolah di Jalan Kyai Sepuh 43, Jumat (8/11/2019). Teno sebelumya melakukan kunjungan kerja ke luar negeri dan baru mendarat di tanah air, Kamis (7/11/2019) malam.
Ia langsung mengecek seluruh ruangan yang atapnya ambruk. Teno terlihat marah saat menyaksikan kondisi ruang kelas yang porak-poranda. Ia juga mengecek bagian atap di terang yang sebagian sudah ambrol dan sebagian utuh.
Teno lalu masuk ke ruang kelas II-B. Beberapa kali dia menginjak reruntuhan tembok dan galvalum yang berserakan. "Temboknya gembur. Galvalum sangat tipis, mana mungkin bisa nahan beban berat," serunya.
Teno menyakini ada unsur korupsi dalam renovasi atap sekolah yang ambruk. Ia menyerahkan penanganan ke aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas.
"Ini saya datang dengan kepala tim penyidik Polda Jatim sekarang," terangnya.
"Ada dugaan korupsi pak?" tanya wartawan.
"Ada, pastinya," seru Teno.
Ia kemudian menyalami kepala SDN dan para guru dan memberikan dukungan moral dan berjanji akan mencari solusi terbaik. "Soal bangunan, kami upayakan secepatnya dibangun setelah penyelidikan polisi selesai. Kalau nggak bisa 2019, 2020 akan kita bangun," terangnya.
Terkait kondisi psikis guru dan siswa, pihaknya sudah berkoordinasi dengan lembaga-lembaga yang menangani trauma. "Pendampingan psikis kita utamakan," pungkasnya.
Atap bangunan SDN Gentong ambruk Kota Pasuruan, ambruk. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 08.30 WIB, Selasa (5/11/2019) ini menyebabkan seorang guru dan siswi meninggal. 11 Siswa lainnya mengalami luka-luka dan mendapat perawatan intensif.
Gedung yang ambruk berada di bagian depan. Gedung tersebut terdiri atas empat kelas, yakni kelas II-A dan II-B serta kelas V-A dan V-B. Jumlah siswa tiap kelas rata-rata 30 orang.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini