"Harapannya untuk bangunan-bangunan ini, terutama bangunan sekolah supaya harus dicek lagi semuanya. Tidak hanya di SD sini, semuanya dicek lagi, agar nggak terjadi lagi," kata Ganefa kepada wartawan saat dikonfirmasi di SDN Gentong Jalan Kyai Sepuh Pasuruan, Jumat (8/11/2019).
Endang yang masih tampak sedih atas kejadian pada hari Selasa (5/11) lalu mulai menangis. Matanya berkaca-kaca saat ditanya wartawan.
"Jangan sampai sekolah lain mengalami seperti ini. Kami yang terakhir. Ini trauma semua. Murid, guru juga trauma," ujar Endang sambil menoleh ke belasan guru dan pegawai yang ada di sampingnya.
Endang mengaku enggan mencari kambing hitam atas kejadian ini. Dia menyerahkan semua kasus ini ke Pemkot Pasuruan.
"Saya nggak akan menyalahkan siapapun. Yang penting pemerintah daerah, pemerintah pusat, lebih hati-hati lagi. Saya nggak menyalahkan siapa itu pemborong, konsultannya, saya nggak mau, nggak bisa ngomong," terangnya.
Sementara itu pihak sekolah, kata Endang, sudah berkoordinasi dengan pemkot terkait nasib gedung dan para siswa.
Atap bangunan SDN Gentong ambruk di Kota Pasuruan. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 08.30 WIB, Selasa (5/11/2019) ini menyebabkan seorang guru dan siswi meninggal. 11 Siswa lainnya mengalami luka-luka dan mendapat perawatan intensif.
Gedung yang ambruk berada di bagian depan. Gedung tersebut terdiri empat kelas, yakni kelas II-A dan II-B serta kelas V-A dan V-B. Jumlah siswa tiap kelas rata-rata 30 orang.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini