"Pertama kami sampaikan belasungkawa kepada keluarga korban atas musibah ini. Kami menyerahkan penanganan kasus ke aparat penegak hukum," kata Wakil Wali Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo, Rabu (6/11/2019)
Sembari menunggu proses penyelidikan yang dilakukan polisi, pemkot segera mengecek seluruh bangunan sekolah. Hal itu untuk mengantisipasi agar insiden SDN Gentong, Gadingrejo, tak terulang.
"Kami akan cek semua bangunan sekolah. Kami ingin pastikan tak ada kejadian seperti ini lagi," jelas Teno.
Lebih khusus pemkot memberikan atensi bangunan yang dikerjakan dalam rentang 2012-2017. "Bangunan yang dibangun dalam periode tersebut akan kami cek," tandasnya.
Teno menegaskan saat ini hal yang mendesak dan harus mendapat perhatian pemkot adalah para korban. Pemulihan kesehatan dan psikologi korban harus diutamakan.
"Pemulihan trauma para korban harus diutamakan," pungkas Teno.
Atap SDN Gentong, Gadingrejo, Kota Pasuruan, ambruk. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 08.30 WIB, Selasa (5/11/2019) ini menyebabkan dua tewas. Mereka adalah Irza Almira Ramadhani (8), murid kelas II-B, dan guru pengganti Sefina Arsi Wijaya (19).
Sedangkan 11 siswa yang mengalami luka di bagian kepala dan patah tulang karena tertimpa reruntuhan dibawa ke RSUD dr R Soedarsono, Kota Pasuruan, untuk mendapat perawatan intensif. Atap gedung yang ambruk berada di bagian depan. Gedung itu terdiri atas empat kelas, yakni kelas II-A dan II-B serta kelas V-A dan V-B. Rata-rata tiap kelas ada 30 siswa.
Simak juga video "SDN Gentong Ambruk, Mendikbud: Kami Kirim Tim untuk Investigasi" :
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini